Lihat ke Halaman Asli

Ashari

Musafir

Allah dalam Kepercayaan Masyarakat Jahiliyyah

Diperbarui: 12 Desember 2022   23:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

 

Manusia dalam hakikatnya dimanapun ia berada tidak akan lupt dari sebuah kepercayaan yang ada, baik itu kepercayaan terhadap agama ataupun suatu hal yang ia nilai membawa kebaikan . Karena itu ada seorang yang mengatakan : Anda Boleh jadi berkunjung ke satu masyarakat tanpa menemukan pasar atau bioskop, tetapi tidak mungkin anda tidak menemukan satu lokasi atau bangunan yang diperuntukkan bagi pemenuhan kebutuhan jiwa manusia menyangkut sebuah kepercayaan.

Dalam masyarakat Jahiliyyah secara umum percaya kepada Allah , sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi Ibrahim as, namun karena bergesernya masa, ajaran tersebut mulai luntur dan bergeser sehingga ajaran Nabi Ibrahim as mengalami penyelewengan tuntunan sehingga banyak masyarakat jahiliyyah yang tidak memahami ajaran Nabi Ibrahim dengan benar, oleh karena itu ketika masyarakat ditanya tentang siapa yang meciptakan langit dan bumi mereka dengan tegas berkata “ Allah ‘’ , hal tersebut terekam dalam Al-Qur’an :

وَلَئِن سَأَلْتَهُم مَّنْ خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ لَيَقُولُنَّ ٱللَّه

Artinya: Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?", niscaya mereka menjawab: "Allah". ( QS:az-zumar 39:38 )

Begitu juga mereka ditanya dengan hal lain maka mereka mengakui keesaan Allah Swt tetapi pada dasarnya mereka lupa dengan ajaran  nabi Ibrahim  tentang asas keesaan Allah itu sendiri , sehingga mereka mengenal Allah dengan cara yang tidak sesuai dengan ajaran islam,dan untuk menguatkan argumen mereka  mereka berdalih bahwa adanya berhala yang mereka sembah tak lain ciptaan mereka sendiri yang dianggap bisa mendekatkan diri kepada allah Swt melalui berhala-berhala yang mereke buat , didalam Al-Qur’an Allah mengingatkan hal tersebut tetapi mereka berdalih lagi  bahwasanya apa yang mereka perbuat bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt

أَلَا لِلَّهِ ٱلدِّينُ ٱلْخَالِصُ ۚ وَٱلَّذِينَ ٱتَّخَذُوا۟ مِن دُونِهِۦٓ أَوْلِيَآءَ مَا نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَآ إِلَى ٱللَّهِ زُلْفَىٰٓ إِنَّ ٱللَّهَ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ فِى مَا هُمْ فِيهِ يَخْتَلِفُونَ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَهْدِى مَنْ هُوَ كَٰذِبٌ كَفَّارٌ

Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): "Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya". Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar. ( QS. Az: Zumar 39:3 )

Dalam Muqadiimah Shahih muslim Muhammad bin Sirin berkata,

ﺇﻥ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﺩﻳﻦ ﻓﺎﻧﻈﺮﻭﺍ ﻋﻤﻦ ﺗﺄﺧﺬﻭﻥ ﺩﻳﻨﻜﻢ

”Sesungguhnya ilmu ini adalah agama, maka perhatikanlah dari siapakah kalian mengambil agama kalian.” 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline