Lihat ke Halaman Asli

Pilihanku dalam Menulis Singkatan pada Suatu Artikel

Diperbarui: 18 Mei 2017   11:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sering kali dalam penulisan artikel menggunakan singkatan untuk menampilkan tulisan yang lebih ringkas tanpa mengurangi maksud yang hendak disampaikan. Misal, pada suatu artikel, akan tampil panjang apabila hendak menulis “Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia” berulang kali. Maka, untuk memperringkas, frasa termaksud ditulis dengan “DPR RI”, bahkan lebih diringkas lagi dengan “DPR” saja. Membaca “DPR RI” atau “DPR” pada artikel tersebut, si pembaca sangat mengerti bahwa yang dimaksud ialah “Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia”.

Sering kali pula terbaca dalam suatu artikel, tertulis frasa yang hendak diringkas, lalu ditutup dengan singkatan yang dikurung. Misal, ditulis “Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR)”. Kemudian dalam lanjutan artikel tersebut, berulang kali terbaca DPR, hal yang dimaksudkan sangat tertangkap oleh pembaca, yaitu Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.

Pilihan lain, untuk hal yang sama, mungkin ditulis dengan “DPR (Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia)”, lalu untuk selanjutnya, terbaca DPR, yang maksud penulis adalah Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.

Jadi, ada dua model penulisan, yaitu “Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR)” atau “DPR (Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia)”. Membaca kedua tulisan seperti itu, sangat dipahami, bahwa dalam artikel tersebut, ketika pembaca membaca “DPR”, penulis memaksudkan “Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia”. Pertanyaannya, dari kedua model penulisan itu, penulisan mana yang lebih sesuai dengan logika sehat?

Menurut pendapatku, dan itulah pilihanku, “DPR (Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia)” adalah model penulisan yang lebih sesuai dengan nalar sehat.

Alasanku, begini.

Pada artikel tersebut, tulisan selanjutnya setelah peringkasan, setiap membaca “DPR” pembaca mengartikannya sebagai “Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia” walaupun pembaca tidak akan menemukan tulisan “Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia”.

Sementara jika menulis “Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR)”, pada tulisan selanjutnya, tidak ditemukan lagi “Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia” yang harus diartikan sebagai “DPR”.

Singkatnya:

“Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR)” --> Bila menemukan “Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia” silahkan baca sebagai “DPR”. (1)

“DPR (Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia)” --> Bila menemukan “DPR” silahkan baca sebagai “Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia”. (2)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline