Lihat ke Halaman Asli

Herry B Sancoko

Alumnus UGM, tinggal di Sydney

Pilihlah Aku, Jangan Lainnya

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Dulu waktu masih duduk di bangku SD, pulang sekolah kami anak sekampung sering main kejar-kejaran di tanah lapang dekat kuburan desa. Jumpritan, nama permainan anak kecil di daerahku. Yang kalah harus mengejar yang menang hingga ketangkap dan memegang tubuhnya.

Yang kepegang ganti jadi pihak yang kalah dan mengejar lainnya. Biasanya akan dipilih siapa yang larinya paling pelan sehingga mudah kepegang. Permainan ini disenangi anak-anak. Bisa berlangsung berjam-jam. Peluh mereka bercucuran. Olahraga sambil bermain.

Setelah cukup lama akhirnya semua kelelahan. Lalu duduk ngobrol cerita macam-macam di atas rumput di pinggir lapangan. Kadang saling meledek satu sama lain.

"Larimu kayak mbah Marto. Nyirik-nyirik," kata Purwoko meledek cara lari anak lain.

Mbah Marto adalah juru kunci kuburan desa yang galak. Sambil menggembala lima kambingnya, mbah Marto yang usianya 70an tahun itu membersihkan kuburan. Kadang anak-anak menaiki kambing mbah Marto. Melihat perbuatan anak-anak itu, mbah Marto akan marah dan mencoba mengusir mereka. Karena sudah lanjut, larinya tak bisa kencang. Kadang seperti menyeret kaki kirinya. Anak-anak senang menggodanya. Sambil menaiki kambingnya malah teriak manggil mbah Marto. Biar dikejar.

"Lha kamu lari kayak menthok. Ibal ibul," kata Budi tak kalah sengit.

Kami semua tertawa tergelak mendengar olok-olok itu. Tak ada yang dimasukkan hati. Anak kecil kalau berkelakar kadang keterlaluan juga.

"Meski ibal-ibul kamu apa bisa megang aku," tantang Purwoko.

"Mau taruhan gimana?" balas tantang si Budi.

"Yakin? Coba kalau kau bisa pegang aku," tantang Purwoko lagi sambil berdiri ambil ancang-ancang. Si Budi pun berdiri dan ambil ancang-ancang.

"Siap... Prit..." kata Purwoko. Budi dengan cepat menangkap tangan si Purwoko.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline