Lihat ke Halaman Asli

Yuhesti Mora

Pecinta Science dan Fiksi. Fans berat Haruki Murakami...

Hal-hal yang Kupikirkan Saat Menghabiskan Satu Hari bersama Kucing-kucing

Diperbarui: 1 September 2020   20:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

gopetplan.com

Ibu pernah mengadopsi kucing nenek yang sayangnya cuma bertahan selama tiga hari di rumah. Kucing kecil yang imut nan penurut itu hilang tak berkabar dan setelah beberapa hari baru tahu kalau kucing itu ternyata telah mati. (Jangan tanya karena apa!)

Tiga hari memelihara kucing yang imut nan penurut itu akhirnya membuat kami ingin sekali memelihara dua kucing lagi selepas menyusu dari induknya yang kami adopsi dari kerabat yang telah rela kami bawa pulang kucing-kucing itu.

Lalu selama memelihara dua kucing ini dalam kurun dua bulan terakhir, membuatku memikirkan beberapa hal. Pertama, tidak ada yang abadi di dunia ini.

Pada hari pertama mengasuh kucing nenek, tidak ada seorang pun dari kami yang membayangkan bahwa ia akan menghilang dalam tiga hari. Tidak pernah pula membayangkan bahwa ia akan mati dengan cara yang menggenaskan.

Makanya perasaan kehilangan itu begitu amat terasa. Tidak ada satu orang pun dari kami yang siap menerimanya. (Apakah ini perasaan yang wajar?)

Bukankah itu juga berlaku dengan apa dan siapa saja yang berada di sekeliling kita saat ini?

Sering kali kita mendapat kabar bahwa seorang kerabat berpulang ke Rahmatullah dan merasakan kenelangsaan yang sama--seolah-olah itu adalah template perasaan yang ke permukaan pikiran secara otomatis dalam kondisi tertentu.

Apakah kita sedang lupa bahwa tidak akan ada yang benar-benar bisa menjamin seberapa lama kebersamaan satu sama lain. "Kita akan bersama selamanya" atau "Aku tidak akan pergi darimu" adalah kata-kata yang entah kenapa bisa kita percayai padahal kita sadar betul bahwa apapun itu adalah kesementaraan saja termasuk hati manusia yang tak ubahnya seperti cuaca.

Hal yang paling masuk akal yang bisa kita pikirkan adalah bahwa meskipun tidak ada jaminan bahwa esok atau lusa kita masih akan bersama-sama, setidaknya kita melakukan hal yang terbaik yang kita bisa lakukan untuk hari ini.

Maka dari itu, jika sewaktu-waktu satu per satu orang-orang di sekitar meninggalkan kita atau berlaku sebaliknya kita yang justru meninggalkan mereka.

Maka kita sama-sama bisa berkata bahwa "Sejauh ini kita telah melakukan hal terbaik yang kita bisa bagi satu sama lain. Terima kasih banyak atas kebersamaannya selama ini. Aku berharap kamu bisa melakukan yang terbaik juga bagimu di tempat dan kepada orang yang baru. Jangan pernah lupakan satu sama lain."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline