Lihat ke Halaman Asli

Yuhesti Mora

Pecinta Science dan Fiksi. Fans berat Haruki Murakami...

3 Hal yang Kupikirkan tentang Segelas Susu Malam Ini

Diperbarui: 5 Januari 2019   21:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Pribadi

Pertama, mengapa gelas terasa panas?

Ada perbedaan suhu antara gelas dan susu, Oleh karena itu dengan mengikuti azas Black, ada energi yang mengalir dari benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah dengan ketentuan Qserap = Qlepas. 

Energi dari susu yang diserap membuat molekul-molekul di dalam gelas bervibrasi/bergetar lebih cepat, hal inilah yang membuat suhu gelas meningkat.

Ketika tangan saya memegang gelas, saya merasakan panas yang artinya energi tersebut juga mengalir ke jari saya dengan prinsip yang sama. Di bawah kulit jari-jari saya ada sensor-sensor syaraf yang akan mengirimkan pesan ke otak bahwa "gelas itu panas" dalam bentuk pulsa-pulsa listrik. Yang menakjubkan adalah bahwa semua itu hanya terjadi tidak sampai sedetik.

Kedua, mengapa susu berwarna putih? 

Warna benda-benda yang kita lihat adalah hasil dari kemampuan atom-atomnya menyerap energi gelombang cahaya tampak. Cahaya adalah gelombang dan gelombang adalah getaran yang merambat dan yang merambat adalah energinya dengan frekuensi tertentu dan setiap benda memiliki kriteria apakah sebuah energi dapat membuatnya bergetar atau tidak (disebut sebagai frekuensi alami). 

Jika sebuah energi yang mengenainya tidak memenuhi kriteria (kedua frekuensi tidak sama) maka energi itu akan diteruskan saja dan hasilnya benda akan tampak transparan.

Jika benda menyerap dan kemudian memantulkan semua energi gelombang cahaya tampak ke mata, hasilnya benda akan berwarna putih. Sebaliknya jika semua energi diserap maka benda berwarna hitam. 

Tetapi jika hanya sebagian energi cahaya tampak yang di pantulkan maka benda akan berwarna sama dengan energi yang dipantulkan itu. Misalnya benda berwarna merah karena atom-atom benda itu memantulkan cahaya merah ke mata kita.

Ketiga, susu hangat sebelum tidur benar-benar baik mengobati insomnia. *Tarik Selimut

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline