Lihat ke Halaman Asli

Uut63

Pendidik UPGRIS

Isi Waktu di Usia Senja

Diperbarui: 20 Januari 2023   23:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Assalamu'alaikum, Selamat malam Sahabat Kompasiana,

Wah..., pasti sudah banyak yang menuju lokasi refreshing nih. Hati-hati di jalan. Nikmati perjalanan, tidak perlu tergesa agar selamat sampai tujuan, dan temukan kebahagiaan.

Sahabat, malam ini lalu lalang di benak saya berbagai keinginan dan harapan. Sibuk memang, tetapi hati senang. Saya sungguh bersyukur karena beberapa kewajiban dapat diselesaikan. 

Sejumlah pekerjaan baru di depan mata, semua harus bisa saya selesaikan dengan baik. Insya Allah dengan pertolongan Allah, saya akan bisa meraihnya. Amin.

Sahabat, pernahkah Anda dalam kesibukan seperti ini? Bagaimana mengkondisikannya? 

Di usia yang tidak muda lagi, rasanya saya malah semakin banyak kegiatan. Alhamdulillah, Insya Allah saya niatkan untuk ibadah. Mudah-mudahan Allah masih memberikan kesempatan cukup waktu pada saya untuk mengambil peran demi kemaslahatan

Seorang teman bertanya, "Apa tidak capai ta, Bu. Penjenengan ki wis sepuh, lo!" 'Anda itu sudah usia, lo', justru inilah yang menjadikan saya melakukannya. Saya merasa di hampir separoh usia saya mungkin belum begitu banyak saya melakukan hal yang bermanfaat untuk orang lain. 

Saya ingat postingan teman-teman di berbagai GWA, di antaranya isi usia tua dengan hal-hal yang bermanfaat, dan membuatmu bahagia, jalin silaturahmi dengan banyak teman, sahabat, saudara (supaya panjang usia, murah rezeki), lakukan apapun yang kau suka semampumu dengan hati bahagia. Ya, dan inilah yang sedang saya hayati.

Sobat Kompasiana, terkhusus pada sesama lansia, mengisi hari-hari di usia senja dengan berbagai kegiatan adalah sebuah keniscayaan. Kita tidak boleh hanya duduk diam di rumah sambil momong cucu. Jangan! Meskipun kita tidak bisa lagi segesit kaum Milenial, tidak lagi sekuat kawula muda, tetapi kita punya jiwa yang masih harus 'dihidupi'. 

Cucu, itu bagian dari kebahagiaan kita, tetapi bukan tanggung jawab kita. Mereka ada orang tuanya. Jika kita mampu, mengapa tidak? Lakukanlah, agar kita tetap sehat, panjang usia  dan bahagia. 

Seperti yang saya lakukan. Dimulai dari saya menemukan chat di salah satu GWA yang mengajak untuk menulis Antologi. Alhamdulillah, saat itu Allah membukakan hati saya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline