Lihat ke Halaman Asli

Uut63

Pendidik UPGRIS

Ibu, Perempuan yang Sulit Berkata "Tidak!"

Diperbarui: 24 Desember 2022   00:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Assalamu'alaikum, Sahabat Kompasiana,

Membicarakan Ibu tak akan ada habisnya. Ibu memang sumber inspirasi. Tulisan 'Ibu di Dadamu Aku Menari', merupakan gambaran betapa Ibu begitu pandai menyembunyikan duka. Bagaimana teriris hati seorang Ibu mendengar rintih anaknya "Lapar." 

Dalam ketiadaan, dalam luka yang terus akan menganga, Ibu masih bisa ayunkan langkah, memutar, menari, demi menghibur anaknya. Ibu sebenarnya mengerti, sang buah hati lunglai di dada mendengar degup jantungnya lemah karena letih. Letih menapaki jalan terjal hidupanya. 

Nuraninya berteriak, mengapa tak ada peduli berpihak pada mereka. Mengapa napsu lauamah tak juga reda. Mengapa dia yang seharusnya memikul tanggung jawab tak putus mabuk durjana. Kenapa hanya dirinya yang menanggungkannya. Tidakkah ia diberi kabar angin tentang kelaparan anaknya?

Ibu terus saja menari, menghiburkan Buyung buah hatinya, yang kini justru pedih sesali diri. 'Tak seharusnya aku menjeritkan laparku' sesalnya yang terus merasai sakit karena rintik air mata ibu bagai palu menalu dirinya.

Sayup semilir lembut mengusap punggungnya. Ia terus bersandar di gendongan Ibu. Merasai jiwa berontak, membanggakan puteranya pada entah siapa yang tak jelas di mana. "Lihatlah kekar tangan anakmu in!. Ia akan ubah duniaku! Sementara kau akan terkulai lunglai, dimakan renta usiam. Kepapaan tiada daya tuk meraih cinta anakmu. Sesal tak kan berujung."

Pedih hatinya, degub jantung Ibu menalu jiwanya. Buliran hangat menganak sungai di dadanya. Adakah rasa sakit yang melebihi ini? Jiwanya terbakar. Semangatnya berkobar. Ia tak ingin Ibu terus menghiburnya dengan dendang kepalsuan yang melenakan, agar ia lelap senyap, lampus lapar. Ibu, lenyap sudah laparku.

Dan Ibu terus ayunkan kakinya yang letih, lemah. Menari, memutar, mengayun. Menenggelamkan diri dalam asa, moga Buyung tlah lelap dalam buai Bunda. 

Selamat malam Sobat. Beristirahat dalam bahagia. Penuh syukur. Salam Literasi! Wassalamu'alaikum,




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline