Lihat ke Halaman Asli

Teknisi Lambo Tidak Menemukan Adanya Ban Belakang Terkunci

Diperbarui: 7 Desember 2015   13:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Lamborghini (sumber gbr : Jakarta Post )"][/caption]Merujuk ke berita di detik com 04/12/15 terdapat berita tentang hasil penyelidikan dari pihak PT Artha Auto selaku dealer resmi Lamborghini di Indonesia. Mereka datang dari Jakarta ke Surabaya untuk menginvestigasi penyebab kecelakaan Lamborghini di Surabaya.

"Kami tidak menemukan adanya ban belakang yang terkunci. Sudah ya, selanjutnya silakan bertanya kepada penyidik yang memeriksa kami tadi," ujar Andrys. Andrys Renaldi adalah operation manager PT Artha Auto.

Penyataan Andrys ini bertentangan dengan pengumuman pengacara Amos Hz Taka and Associates. Sebelumnya pengacara Wiyang Lautner pengemudi Lambo ini merilis pengumuman di koran menyebutkan roda kanan belakang terkunci sehingga mengakibatkan kecelakaan. Karena sudah disebar di koran roda belakang terkunci, maka bagi Lamborghini berita ini akan merusak brand. Karena itu pihak Lambo juga bertindak cerdik, membocorkan hasil investigasi ini ke wartawan. Hal ni perlu dilakukan sebelum namanya terlanjur rusak.

Roda belakang terkunci ketika sedang dikendarai adalah dosa tak berampun. Cacat mekanikal seperti ini akan mengakibatkan kecelakaan fatal, bukan buat pengemudi saja tapi juga buat orang orang di sekitarnya. Kalau sampai terdengar pihak otoritas transportasi di Eropa, Amerika dan Australia maka akan terjadi kerugian tidak sedikit bagi Lambo. Pertama namanya tercoreng. Kedua produk cacat tersebut harus direcall dan diperbaiki. Menghabiskan biaya sangat besar.

Pihak saksi ahli mengambil jalan konservatif. Menawarkan alasan yang memang masuk akal tapi tidak mencoreng nama Lambo. Saksi ahli berkesmimpulan bahwa kecelakaan itu disebabkan oleh kondisi jalan yang basah menuju kering dan besar kemungkinan bergelombang.

Lamborghini Gallardo ini adalah super car yang dilengkapi dengan Traction Control dan Stability Control canggih. Maklum kecepatannya saja bisa mencapai 325 km/jam. Akselerasi dari nol ke 100 km/jam dicapai dalam waktu 3,4 detik saja. Kinerja yang pantas untuk mesin V 10 silinder 5000 cc dan menghasilkan daya output sebesar 570 HP. Bandingkan dengan truck Fuso yang mesinnya 120 HP.

Traction Control pada supercar ini menggunakan komputer untuk mendeteksi adanya roda yang berputar lebih kencang dibanding pasangannya (spin). Contohnya jika roda kanan belakang masuk genangan air, maka akan terjadi selip karena friksi dengan adanya air jadi rendah. Roda kanan belakang ini akan berputar kencang, sedangkan pasangannya roda kiri belakang akan diam karena daya disalurkan ke as roda kanan belakang semua.

Disaat seperti inilah komputer traction control bereaksi. Dia akan memerintahkan pengereman roda kanan belakang sehingga tidak terjadi spin. Karena itu daya kembali dibagikan ke as roda kiri dan mobil berhasil melewati genangan air dengan aman. Kalau mobil lain misalnya Kijang roda kanan belakang masuk genangan air dan salah menekan pedal gas, maka mobil akan terjebak terus dengan roda kanan berputar kencang dan roda kiri diam. Mobil tidak akan bergerak maju sama sekali. Itulah bedanya mobil menggunakan traction control dengan tidak.

Stability Control juga menggunakan komuputer untuk membetulkan arah mobil yang seharusnya. Disebut juga dengan Electronic Stability Programme (ESP) atau Electronic Stability Control (ESC). Sistem ini menggunakan parameter kecepatan roda dan berbagai sensor seperti roll, yaw, posisi throttle, sudut setir dan sebagainya. Dia akan mendeteksi apakah terjadi understeer ataupun oversteer dan mengintervensinya supaya tidak celaka. ESP ini bisa dihidupkan dan dimatikan oleh pengemudi dari dashboard. Ada pengemudi yang merasa senang nyetir sambil ngepot ngepot dan memilih mematikan ESP. Tapi ini berbahaya jika dilakukan di jalanan umum.

Jadi kalau anda nanti berkesempatan membeli Lambo, jangan lupa menghidupkan ESP nya ketika mengendarai di jalanan umum.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline