Bejo dalam bahasa Indonesia artinya adalah beruntung, mungkin itulah alasan kenapa kedua orang tua Mas Bejo memberikan nama Bejo untuknya .Dengan doa dan harapan agar Mas Bejo menjadi anak yang selalu mendapatkan kebruntungan serta kemudahan dalam menjalani hidupnya sehari-hari.
Sebagai Makhluk ciptaan Tuhan, manusia adalah Makhluk yang paling sempurna di antara Makhluk-Makhluk Tuhan yang lainnya. Meski begitu setiap manusia terlahir dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Hal yang juga berlaku untuk mas Bejo, terlahir dengan segala keterbatasan dan kekurangan dalam hidup membuatnya melakukan segala aktifitasnya sehari-hari bertumpu pada kedua kakinya. Meski begitu ia tak menyerah begitu saja, lelaki berusia 27 tahun ini benar --benar membuat iri semua orang yang melihatnya. Iya., karna semangatnya yang begitu luar biasa.
Hidup di daerah pedesaan lereng gunung yang tepatnya di Desa Sahang Kecamatan Ngebel tak jauh dari tempat wisata Telaga Ngebel Ponorogo Mas Bejo menjalani kesehariannya dengan angon wedus ( ternak kambing). Kambing itu adalah pemberian dari salah satu saudaranya, awalnya hanya ada satu, namun kini kambingnya sudah berjumah tujuh ekor.
Menghadapi kerasnya tuntuntan hidup, tidak ada pilihan lain bagi dia selain berternak kambing , terlebih setelah kedua orang tuanya meninggal dunia beberapa tahun yang lalu membuatnya harus hidup mandiri, kedua kakaknyapun kini sudah berumah tangga. Meskipun dia adalah anak bungsu namun ia tak ingin bernanja begitu saja.
Mas Bejo kini tinggal bersama kakanya yang nomer 2. Setiap hari pukul 05:30 di saat sebagian orang masih tertidur, mas Bejo sudah memulai aktifitasnya. Daerah Telaga Ngebel yang berhawa dingin bercampur kabut ia rasakan setiap hari. Hawa sedingin itu seketika ia kalahkan dengan semangatnya.
Pagi itu saat datang ke rumahnya , mas Bejo tengah menyiapkan peralatan tempurnya sebagai alat perang mencari rumput untuk pakan kambing-kambingnya. tak sedikitpun ia terlihat kedinginan, meskipun hanya memakai kaos oblong dan bercelana pendek yang ia sebut sual ngopi ( baju santai)
'Nek kulo pun biasa mas kalih howo ngeten niki, mergo kulo lampahi ben dinten dadose nggih mboten kroso adem"( saya sudah terbiasa mas dengan hawa yang seprti ini, karna setiap hari saya jalani jadi nggak terasa dingin) kata mas Bejo.
Tak beberapa kemudian setelah semuanya siap, kemudian mas Bejo menuju kebun durian tak jauh dari rumahnya, sambil menenteng bronjong ( wadah yang terbuat dari anyaman bambu) ia berjalan tanpa alas kaki, karna kebun durian tempat yang biasa ia mencari rumput tempatnya di lereng yang terjal dan licin membuatnya ia memilih untuk tak memakai alas kaki agar lebih mudah mencengkeram tanah licin yang sewaktu-waktu berkemungkinan bisa membuatnya terperosot.
Salut, benar-benar salut, tak tega rasanya jika melihat mas Bejo naik turun lereng seperti itu. Bukan hanya itu, untuk ngarit ( memotong rumput) pun ia gunakan kaki kirinya, dan hasilnyapun sangat mengagumkan, rumput yang ia potong berbekas begitu rapi seperti halnya di potong dengan mesin.
Sungguh luar biasa..Ketika mungkin orang biasa tak bisa melakukannya tanpa alat bantu, mas Bejo bisa melakukan segala aktifitas hanya bertumpu pada kedua kakinya.