Saat ini bidang fashion dan beauty menjadi salah satu tren usaha yang menjanjikan, termasuk bisnis jasa make up artist (MUA). Namun untuk menjadi seorang Professional Make Up Artist dan wedding tidaklah instan, semua butuh proses untuk dilalui.
Seperti halnya dengan Een Wedding yang kerap disapa dengan Teh Een ini, MUA yang berasal dari kota Serang yang memiliki jam terbang tinggi dan sudah terjun dalam dalam dunia rias selama 6 tahun ini memiliki perjalanan dan proses yang cukup sulit untuk dilalui.
Teh Een merupakan seorang ibu rumah tangga dan mempunyai seorang putra berumur 6 tahun. Awalnya ia merupakan pekerja buruh pabrik di salah satu perusahaan yang bergerak dibidang industri pembuatan sepatu. Namun memutuskan untuk resign setelah memiliki anak dan fokus pada keluarganya.
Saat usia 8 tahun pernikahannya, ia ditinggalkan oleh suaminya untuk selama-lamanya. Suami teh Een meninggal dunia saat memulai karirnya. "Sempat berfikir untuk menyudahi pekerjaannya sebagai MUA pada saat ujian itu terjadi. Semua ujian dan cobaan yang di hadapi membuat hidup dan semangatnya menjadi mati rasa.
Tetapi seiring berjalannya waktu hari demi hari, waktu ke waktu semangat hidup itu bangkit kembali ketika melihatnya putranya semakin beranjak besar. Selalu ingin berikan yang terbaik untuk putranya dari segi pendidikan, kehidupan dan kebahagiaannya," ujar Teh Een sapaannya.
Sebelum mencapai dititik ini, awalnya ia hanya belajar otodidak karena memang hobinya merias. Sampai pada akhirnya memutuskan untuk kursus rias di awal tahun 2015. Seiring berjalannya waktu teman,saudara, kerabat mulai memakai jasa riasnya untuk kegiatan-kegiatan formal ataupun non formal. Pernah juga tidak dibayar karena memang mungkin riasannya kurang sesuai dengan apa yang client inginkan. Namun baginya ia tetap senang dan di sarankan oleh temannya untuk selalu terus belajar dan terus menggali ilmu di dunia rias untuk menghasilkan uang.
"Begitu selesai privat kursus rias saya lalu membuka galeri sendiri dirumah. Pada saat itu biasanya saya yang dipanggil untuk datang kerumah client,tapi sekarang client yang datang sendiri ke galeri. Makeupin orang pergi acara, pergi pesta undangan, belum acara wedding saat itu dan sampai pada saat itu pada akhirnya belajar untuk membuat price list," terangnya.
Ia mengungkapkan dirinya hanya bermodalkan alat makeup dan kosmetik yang biasa saja dan gaun yang hanya memiliki 2 gaun saja. Ia memutuskan untuk naik kelas dimana ia harus terjun di kelas menengah atas. Karena memang nyaris tanpa modal jadi saya harus nyewa vendor dandekorasinya pun ke tempat yang berkualitas. Gapapa saya tidak mendapatkan uang tapi saya dapat portofolio saya punya job real.Saya hitung-hitung kadang saya cuma megang Rp. 200 ribu saat itu sampai pada akhirnya kebanjiran job," jelasnya.
Dalam memulai usaha pasti adasuka duka hal ini juga dirasakan oleh teh Een. "Sukanya itu yah Alhamdulillah jadi banyak uang dan keliling Banten sampai luar kota mulai dari Jakarta, Bandung sampai ke Lampung. Dukanya itu dari sisi tenda dan dekor yang sold out karena kebanjiran job dan ramai di hari-hari tertentu. Harapannya semoga tetap sehat dan berkarya," harapnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H