Gerakan Menanam 5 Juta Ha Sorgum Untuk Bioetanol / Bahan Bakar Nabati Sebagai Pengganti BBM
Sorghum untuk Bioetanol Bioetanol Pengganti BBM Harga minyak dunia yang tidak menentu dari waktu ke waktu tak akan dapat dihentikan. Meningkatnya konsumsi bahan bakar minyak (BBM) akibat ledakan jumlah penduduk dan menipisnya cadangan BBM fosil menjadi faktor tak terelakkan. Solusi bahan bakar nabati (BBN) menjadi sebuah keharusan. Selain dapat diperbarui, BBN juga ramah lingkungan, karena rendah karbon. Kesadaran tentang pentingnya penggunaan BBN sudah mencuat sejak tujuh tahun lalu. Pemerintah bahkan sudah mengeluarkan Inpres no 1 tahun 2006 agar instansi terkait mempersiapkan segala hal untuk substitusi BBM fosil ini. Berbagai upaya, uji coba, bahkan penanaman bahan baku BBN pun telah dilakukan. Di antara bahan baku BBN yang populer di awal Inpres ini lahir adalah CPO sawit, jarak pagar, sorgum, tebu, singkong, jagung hingga mikro alga. Tentang Tanaman Sorgum Sorgum (Sorghum bicolor L.) adalah tanaman serealia yang potensial untuk dibudidayakan dan dikembangkan, khususnya pada daerah-daerah marginal dan kering di Indonesia. Keunggulan sorgum terletak pada daya adaptasi agroekologi yang luas, tahan terhadap kekeringan, produksi tinggi, perlu input lebih sedikit serta lebih tahan terhadap hama dan penyakit dibading tanaman pangan lain. Selain itu, tanaman sorgum memiliki kandungan nutrisi yang tinggi, sehingga sangat baik digunakan sebagai sumber bahan pangan maupun pakan ternak alternatif. Tanaman sorgum telah lama dan banyak dikenal oleh petani Indonesia khususnya di daerah Jawa, NTB dan NTT. Di Jawa sorgum dikenal dengan nama Cantel, dan biasanya petani menanamnya secara tumpang sari dengan tanaman pangan lainnya. Produksi sorgum Indonesia masih sangat rendah, bahkan secara umum produk sorgum belum tersedia di pasar-pasar. Tanaman Sorgum
Tanaman Sorghum cantel bisa tumbuh liar di tepi jalan Bioetanol Berbahan Baku Sorgum Di banyak negara biji sorgum digunakan sebagai bahan pangan, pakan ternak dan bahan baku industri. Sebagai bahan pangan dunia, sorgum berada pada urutan ke-5 setelah gandum, padi, jagung dan barley (ICRISAT/FAO, 1996). Di negara maju biji sorgum digunakan sebagai pakan ternak unggas sedang batang dan daunnya untuk ternak ruminansia. Biji sorgum juga merupakan bahan baku industri seperti industri etanol, bir, wine, sirup, lem, cat dan modifikasi pati (modified starch). Terkait dengan energi, di beberapa negara seperti Amerika, India dan Cina, sorgum telah digunakan sebagai bahan baku pembuatan bahan bakar etanol (bioetanol). Secara tradisional, bioetanol telah lebih lama diproduksi dari molases hasil limbah pengolahan gula tebu (sugarcane). Walaupun harga molases tebu relatif lebih murah, namun bioetanol sorgum dapat berkompetisi mengingat beberapa kelebihan tanaman sorgum dibanding tebu antara lain sebagai berikut:
- Tanaman sorgum memiliki produksi biji dan biomass yang jauh lebih tinggi dibanding tanaman tebu.
- Adaptasi tanaman sorgum jauh lebih luas dibanding tebu sehingga sorgum dapat ditanam di hampir semua jenis lahan, baik lahan subur maupun lahan marjinal.
- Tanaman sorgum memilki sifat lebih tahan terhadap kekeringan, salinitas tinggi dan genangan air (water lodging).
- Sorghum memerlukan pupuk relatif lebih sedikit dan pemeliharaannya lebih mudah daripada tanaman tebu.
- Laju pertumbuhan tanaman sorgum jauh lebih cepat daripada tebu.
- Menanam sorgum lebih mudah, kebutuhan benih hanya 4,5–5 kg/ha dibanding tebu yang memerlukan 4500–6000 stek batang.
- Umur panen sorgum lebih cepat yaitu hanya 4 bulan, dibanding tebu yang dipanen pada umur 7 bulan.
- Sorgum dapat diratun sehingga untuk sekali tanam dapat dipanen beberapa kali.
Untuk sekali siklus panen, produksi bioetanol sorgum di Amerika Serikat mencapai 10.000 liter/ha/tahun, di India 3.000 – 4.000 liter/ha/tahun, dan di Cina mencapai 7000 liter/ha/tahun. Di Cina sorgum banyak dibudidayakan dan dikembangkan dalam kaitan pemingkatan produktivitas lahan-lahan marjinal yang sering terkena wabah kekeringan dan salinitas tinggi. Di India bioetanol sorgum digunakan sebagai bahan bakar untuk lampu penerangan (pressurized ethanol lantern) disebut “Noorie” yang menghasilkan 1.250-1.300 lumens (setara bola lampu 100 W), kompor pemasak (pressurized ethanol stove) yang menghasilkan kapasitas panas 3 kW. Selain itu, pemerintah India telah mengeluarkan kebijakan mencampur bioetanol sorgum dengan bensin untuk bahan bakar kendaraan bermotor. Sorgum (Sorghum bicolor L) termasuk jenis tanaman serealia yang memiliki keunggulan lebih toleran terhadap cekaman kekeringan dibanding jenis tanaman serealia lainnya jagung, gandum, dan padi karena sorgum dapat tumbuh baik pada curah hujan 600 mm/tahun (Sudaryono, 1995), pH tanah pada rentang 5.0 – 8.0 dan bersifat seperti garam. Tanaman ini mampu beradaptasi pada daerah yang luas mulai 45oLU sampai dengan 40oLS, mulai dari daerah dengan iklim tropis-kering (semi arid) sampai daerah beriklim basah. Budidayanya mudah dengan biaya yang relatif murah, dapat ditanam monokultur maupun tumpangsari, produktifitas sangat tinggi dan dapat diratun (dapat dipanen lebih dari 1x dalam sekali tanam dengan hasil yang tidak jauh berbeda, tergantung pemeliharaan tanamannya). Selain itu tanaman sorgum lebih resisten terhadap serangan hama dan penyakit sehingga resiko gagal relatif kecil. Tanaman sorgum berfungsi sebagai bahan baku industri yang ragam kegunaannya besar dan merupakan komoditas ekspor dunia.
Demplot Tumpangsari Sorgum dan Kedelai di Anyer, Banten (2004)
Kerjasama KTI, IPB, PATIR-BATAN dan University of Tokyo dibawah JSPS Program http://www.batan.go.id/patir/_berita/pert/sorgum/sorgum.html
Penjelasan Tentang Gerakan Menanam Sorgum Sebagai Bahan Baku Bioetanol / Bahan Bakar Nabati
Gerakan ini adalah Aspirasi untuk Pemerintah Republik Indonesia dengan tujuan akhir yaitu:
- Menghapus impor minyak mentah
- Sekaligus menghapus impor kedelai
Tabel Produksi Bioetanol dari Sorgum
(1) (2) (3) (4) (5) 5,000 5,000,000 2 50,000,000,000 10,000 Galon 13,208,602,618 Kiloliter 50,000,000
(1) Target kapasitas Prod ( Liter/per ha/per tahun ) (2) Target Lahan ( Luas, ha ) (3) Jumlah Panen per tahun (4) Produksi bioethanol per tahun ( ltr) (5) Luas Lahan per Kab ( ha )
Tabel Budidaya Sorgum untuk Bioethanol tersebut diatas menunjukkan :
- Dengan luas lahan 5 juta ha, produksi bioetanol yang bisa dihasilkan dari Gerakan Menanam Sorgum ini sebanyak 13,208,602,618 galon, ini setara dengan yang dihasilkan oleh Amerika pada tahun 2011 sebanyak 13,900 juta gallon (lihat tabel dibawah: Annual Fuel Ethanol Production by Country).
- Dengan menggunakan estimasi perhitungan 1 ha bisa menyerap 6 orang tenaga kerja, maka luas lahan 5 juta ha akan bisa menyerap 30 juta orang tenaga kerja yang tersebar merata diseluruh Indonesia.
- Budidaya Sorgum tidak perlu menunggu pembangunan bendungan besar karena pemeliharaan nya sangat mudah, dapat dibudidayakan pada daerah-daerah marginal dan kering di Indonesia.
- Bahkan dapat ditanam di pekarangan rumah / kebun / tanah kosong non produktif agar seluruh masyarakat Indonesia dapat turut berpartisipasi.
Catatan Produksi BBM Indonesia hanya 650.000 barel per hari Impor BBM Indonesia per harinya mencapai 700.000 - 800.000 barel per hari Kebutuhan BBM orang Indonesia mencapai 1,4 juta kiloliter (KL) per hari. Konsumsi BBM Bersubsidi 2013 Diperkirakan 49 Juta Kl