Persipura Jayapura seperti yang sedang ramai diberitakan kembali menghadapi situasi yang sama seperti yang dialaminya di awal tahun 2016 lalu, dimana ketika itu tim menghadapi kesulitan untuk mendapatkan sponsor guna mengarungi musim kompetisi. Saat itu. Bahkan saat itu Persipura sempat membubarkan tim lantaran belum ada satu pun pihak sponsor yang memberi sinyal untuk mereka tampil mendukung. Hingga akhirnya Bank Papua dan PT Freeport Indonesia lah yang kembali menjadi pahlawan.
Saat ini pun kasus serupa yang sama terulang kembali, Sementara seperti yang sudah diberitakan kompetisi Liga 1 akan digelar kurang sebulan lagi dari sekarang atau tepatnya 15 April 2017 mendatang. Mandeknya permasalahan kontrak karya yang sedang menggelayuti PT Freeport Indonesia tampaknya berimbas pada tim Mutiara Hitam ini.
Manajemen Persipura seperti yang diberitakan, telah mendapat penjelasan resmi dari pihak sponsor utama mereka, yakni PT Freeport Indonesia. Perusahaan asing asal Amerika yang bergerak dalam bisnis tambang tembaga dan emas terbesar di Indonesia tersebut sudah mmemastikan bahwa mereka tak lagi menjadi sponsor utama bagi Persipura. Kabar yang tidak mengenakan itu disampaikan langsung oleh Ketua Umum Persipura, Benhur Tommy Mano
“Rabu kemarin kami menerima email dari manajemen PT. Freeport Indonesia yang mengkonfirmasi mereka tidak mau mendukung Persipura. Alasan yang disampaikan adalah karena situasi mereka saat ini. Soal izin operasi dari pemerintah Republik Indonesia itu,” kata Benhur dalam rilis, Kamis (16/3).
Sesungguhny hal seperti ini sudah sempat diprediksi sejak awal oleh pihak menejemen karena memang PT Freeport Indonesia tengah menjadi sorotan pemerintah terkait masalah izin tambang mereka, belakangan persoalan bertambah menjadi lebih rumit lagi dengan mundurnya sang Presiden Direktur, Chappy Hakim. Tentu suka atau tidak suka akan berimbas kepada proses negosiasi tahap akhir kerja sama sponsorship bagi Persipura untuk mengarungi musim kompetisi Liga 1 2017 ini.
Padahal untuk bisa berkompetisi di liga 1 musim ini Persipuran membutuhlan dana lebih besar dari tahun lalu (30 M) yang diperkirakan bisa mencapai angka 30-35 M. Selama ini memang dana tersebut dapat tertutupi berkat kehadiran sponsor PT Freeport Indoneia dan Bank Papua. Sementara akibat dari kegagalan Persipura di Piala Presiden 2017 membuat evaluasi tim yang membutuhkan perubahan besar dan berimbas pada peningkatan finansial.
Dilema Klub Profesional di Indonesia.
Sebetulnya apa yang dialami Persipura saat ini, sudah terbaca sejak tahun lalu ketika Bank Papua dan Freeport disaat kritis kembali menjadi mendukung Persipura pada ajang Torabika Soccer Championship (TSC) 2016 lalu. Hal itu sepertinya sudah memberi sinyal bahwa Persipura sebagai klub professional belum bisa dikatakan mandiri sebagai klub sepakbola Profesional. Karena kalau kita lihat kebelakang kedua penyuplai dana tersebut faktanya memang sudah lama menjadi “langganan” pendukung dana tim Mutiara Hitam ini dalam mengarungi kompetisi (sekitar 4 hingga 5 tahun ke belakang).
Seharusnya Persipura belajar dari pengalaman tersebut (2016) apa lagi saat itu tim sempat dibubarkan. Artinya ketika kedua sponsor ini tak lagi mendukung, Persipura sudah siap dan harus memiliki sponsor lain. Manajemen kala itu harusnya memutar otak untuk mencari sponsor lain, selain dari Freeport dan Bank Papua.
Kondisi Persipura yang hanya bergantung kepada kedua penyuplai dana tersebut tentu dangat riskan dan menghawatirkan ketika seperti saat ini dimana Freeport mengalami masalah permasalahan dengan Pemerintah Indonesia, kalau itu yang terjadi tentu imbasnya tidak ada lagi kucuran dana untuk Persipura.
Ketika musim lalu saat ajang Torabika Championship (TSC) sedang berjalan, seharusnya kesempatan itu dimamfaatkan tim menejemen (Persipura) untuk mencari sponsor alternative guna menghindari permasalahan serupa terjadi lagi di musim Liga 1 ini. Kalau melihat lepada faktanya Persipura kembali kesulitan dan malah terancam tidak ikut liga 1 ini tentu bisa dikatakan hal itu tidak dilakukan merek. Kalau seandainya itu dilakukan tentu mereka sudah memiliki Sponsor alternative yang siap mendukung jadi sponsor utama.