"Kami bersyukur dengan Persebaya kembali diakui oleh PSSI, itu berarti semua usaha dan kerja keras teman-teman bonek selama ini. Kemarin di Solo merupakan bukti nyata usaha keras dan pantang menyerah dari teman-teman bonek semuanya," ujar Andi Peci pentolan Bonek Rabu (7/9/2016).
Angin segar rekonsiliasi sepakbola nasional sepertinya benar-benar akan terwujud, sejak juragan La Nyala (LNM) ‘Lengser keprabon’. Perubahan besar telah terjadi di tubuh kepengurusan PSSI tersebut. Langkah positif yang nyata baru saja dilakukan mereka yaitu dengan mengembalikan hak ke 7 klub yang dihukum sanksi ‘dibuang’ PSSI era kepengurusan 2013 lalu karena mereka sebelumnya bermain di liga sempalan IPL. Padahal liga tersebut menjadi liga resmi sepakbola Nasional di kepengurusan tahun 2011-2012 lalu. Hal ini sesungguhnya memang sesuai dengan harapan,anjuran dan keinginan dari pemerintah (Kemenpora). Agar PSSI kembali merangkul klub-klub yang dulunya ‘dibuang’ pada era kepengurusan 2013 lalu itu.
Kabar gembira itu datang dari Alana Hotel, Solo, Selasa (6/9) malam. Dimana dalam rapat anggota Executive Committe (Exco) PSSI tersebut diputuskan bahwa Persebaya dipastikan akan kembali dapat bertarung di level Divisi Utama musim depan. Tidak hanya Persebaya, pengembalian hak tersebut juga dilakukan terhadap enam klub lain yang juga mendapat hukuman yang sama sejak 2013 lalu. Meraka adalah Arema Indonesia, Persewangi Banyuwangi, Persibo Bojonegoro, Persema Malang, Lampung FC, dan Persipasi Kota Bekasi.
Keputusan tersebut dinyatakan sah karena sudah disetujui oleh total 12 anggota Exco PSSI yakni Hinca Pandjaitan, Diza Ali, Reva Deddy Utama, Tonny Apriliani, Djamal Aziz, La Siya, Hadiyandra, Husni Hasibuan, Zulfadli, Dodi Reza Alex Noordin, Erwin Dwi Budiawan, dan Roberto Rouw. Proses berikutnya hanya tinggal menunggu pengesahannya saja pada saat kongres di Makassar 17 Oktober mendatang.
Tentu ini menjadi kabar baik sekaligus kabar mengembirakan bagi seluruh pecinta sepakbola di negri ini, khsusunya bagi publik Surabaya dimana mereka akhirnya kembali dapat bisa melihat tim kesayangan berlaga di kompetisi resmi negri ini. Sejarah dan nama besar Persebaya serta dukungan dari ribuan Bonek tentu menjadi alasan utama terhadap keputusan itu ditambah lagi faktanya memang di setiap pertandingan yang mereka (Persebaya) jalani, minimal 10 ribu orang penonton ‘bonek’ bisa dipastikan akan hadir di stadion.
Dengan kembalinya Persebaya ke kancah persepakbolaan Nasional ini Menpora berharap kepada publik sepak bola di Indonesia agar bisa mencontoh perjuangan Bonek dalam memperjuangkan apa yang diyakininya dengan kebenaran. "Perjuangan Bonek ini jadi contoh publik bola nasional. Apa yang diperjuangkan dengan keras, sungguh-sungguh, itu pasti akan membuahkan hasil di kemudian hari," Menpora Imam Nachrawi
Memang seperti kita ketahui perjuangan ‘Bonek’ untuk mengembalikan status Persebaya yang menurut mereka ‘asli’ tersebut merupakan perjuangan panjang dan melelahkan. Dimulai dari sejak adanya unifikasi liga/kompetisi pada 2013 lalu. Saat itu, Persebaya memang dilenyapkan dan digantikan dengan Persebaya yang kini jadi Surabaya United, Aksi penolakan dari para bonek terus dilakukan, sampai akhirnya pada kongres luar biasa PSSI pada 3 Agustus lalu, dimana ribuan pendukung setia Persebaya kembali melakukan gerakan ‘Gruduk Jakarta’ yang bertujuan menuntut hak berkompetisinya Persebaya.
Bagi ‘Bonek’ pendukung persebaya secara spesifik mereka tidak terlalu mempermasalahkan jika persebaya harus memulai kembali kompetisi dengan bermain di level devisi utama. Bagi mereka itu sudah jauh lebih baik jika dibandingkan mereka (Persebaya) harus memulainya dari Liga Nusantara. Yang terpenting sekali bagi mereka adalah sesuai dengan tuntutannya selama ini yaitu PSSI mau mengakui kembali Persebaya itu jauh lebih penting, mereka berjanji akan tetap mendukung persebaya bermain di mana saja dan bertekad akan selalu mendampingi Persebaya.
Dengan keluarnya hasil keputusan rapat Exco PSSI yang menyatakan bahwa mereka (PSSI) menerima kembali kehadiran Persebaya dan ke enam klub lainya itu. PSSI meminta kepada Persebaya dan ke enam klub lainya itu melengkap berbagai persyaratan. Mulai dari persyaratan, dan daftar struktur susunan manajemen dll. Setelah itu, PSSI akan melakukan verifikasi dan pengecekan. Terkait dengan kehadiran di kongres Makasar nanti, PSSI akan mengirimkan surat undangan kepada Persebaya dan ke enam klub tersebut agar mereka dapat hadir di kongres PSSI 17 Oktober mendatang.
Sekali lagi tentu langkah-langkah ke rekonsiliasi sepakbola nasional ini perlu kita apresiasi dengan harapan tidak ada lagi penguasa tunggal dikepengurusan PSSI dan sepakbola kembali kepada jalurnya yaitu perestasi. Seperti yang terjadi pada laga perdana Timnas Indonesia vs Malaysia kemaren di mana Opa Riedl kembali memanggil pemain terbuang Irfan Bachdim (Persema Malang) dan Andik Vermansyah (Persebaya Surabaya) untuk kembali dapat membela timnas negaranya sendiri.
Apa lagi kita juga mendengar dari daftar peserta pemilihan ketum PSSI kali ini, juga akan diikuti oleh 16 peserta termasuk Johar Arifin dan Benhard Limbong yang statusnya kembali dipulihkan dari hukuman sanksi tidak boleh terlibat di persepabolaan Nasional pada pada masa penguasanya ‘Juragan’ LNM lalu, begitu juga di level waketum kita kembali melihat ada nama Sihar Sitorus yang juga mendapat sanksi dari kepengurusan PSSI era 2013 lalu. Dengan demikian sudah tidak ada lagi yang namanya calon tunggal dan para voters hanya tinggal meneriakan satu kata saja yaitu kata setuju……he..he