[caption caption="www.bola.com"][/caption]Asa itu ternyata masih ada, ditengah kejenuhan melihat kondisi persepakbolaan Nasional terkini yang tak kunjung membaik ini, dimana ketegangan antara Kemenpora dan PSSI masih saja berlangsung khusunya terkait dengan pencabutan pembekuan PSSI seperti yang diinginkan oleh kalangan kepengursan PSSI dan pelaku sepakbola lainya yang ternyata memang belum juga di respon oleh Menpora.
Hari ini ada berita yang membuat kita berpikir kenapa hal itu sampai dilakukan Kemenpora? yang masih saja bertahan belum juga mencabut sanksi pembekuan yang sudah berjalan hampir setahun tepatnya dua hari lagi genap setahun (17/4). Ternyata kalau dianalisa memang semua yang dilakukan Menpora sudah sejalan dengan apa yang diinginkan presiden, Menpora sebagai pembantu presiden tentu bekerja sesuai arahan presiden selaku atasannya jadi semua apa yang dilakukan Menpora jelas berdasarkan atau sepengetahuan serta persetujuan dari Presiden.
Kenapa bisa dibilang begitu? hal ini menjadi jelas karena berdasarkan pemberitaan hari ini Presiden Joko Widodo (Jokowi) diberitakan telah melakukan pertemuan dengan 62 orang perwakilan dari Asosiasi Provinsi PSSI beserta para pengurus klub Liga Super Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (15/4). Presiden ditemani oleh Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi, Teten Masduki (Kepala Staf Kepresidenan), Johan Budi SP (juru bicara Presiden) dan Gatot S Dewa Broto (juru bicara Kemenpora RI).
Dalam kesempatan itu, pak presiden Jokowi menyinggung mengenai reformasi sepak bola Indonesia dan mengatakan bahwa ada sesuatu yang salah dalam sepak bola Indonesia dan harus diperbaiki "Saya yakin bapak dan ibu sudah mengerti semuanya masalahnya seperti apa. Bapak ibu lebih tahu semuanya," kata Jokowi.
Untuk itu menurut pak presiden pemerintah akan terus melakukan reformasi, dengan adanya reformasi sepak bola diharapkan akan muncul klub sepak bola nasional yang disegani, Karena dikatakan menurut data FIFA, ada tiga negara Asia yang sepak bolanya memiliki prospek besar untuk tumbuh. Indonesia merupakan negara di Asia yang industri sepak bolanya memiliki prospek besar selain Cina dan India. "Reformasi sepak bola nasional tidak boleh nanggung dan berhenti. Saya ingin ada reformasi total," dan menambahkan "Peluang ini sebetulnya bikin optimisme prospek ke depan industri sepak bola Indonesia. Kalau semua kita kelola dengan betul benar," kata Jokowi.
Dibanding Cina dan India, pak presiden Jokowi percaya bahwa Indonesia memiliki potensi yang lebih besar. karena berdasarkan data digital, masyarakat Indonesialah yang memiliki fanatisme tinggi terhadap sepakbola. berdasarkan Data-data tersebut, jelas dapat menumbuhkan optimisme baru akan kebangkitan sepakbola Indonesia.
Presiden menekankan bahwa reformasi sepakbola di Tanah Air harus tetap dilakukan guna mengangkat prestasi timnas. Pemerintah bersama pengurus klub dan PSSI akan segera merumuskan langkah-langkan pembenahan yang harus dilakukan. "Saya ingin ada sebuah reformasi total dan kita harapkan nanti muncul klub-klub bola dan Timnas yang betul-betul disegani. Paling tidak di Asia, syukur-syukur bisa masuk tingkat dunia," kata Jokowi.
"Dan apabila dunia sepak bola kita betul-betul menjadi industri besar dan menguntungkan, saya kira semua akan berbondong-bondong ke kita. Sekarang di China orang sudah mulai berbondong-bondong yang pemain-pemain bayaran tinggi semua masuk ke sana. Investor berbondong-bondong ke sana juga. Kenapa kita tidak?"
Berikut tujuh poin penting yang disampaikan oleh Presiden pada pertemuan tersebut.
- Presiden memberi arahan agar kondisi sepak bola nasional harus ada perubahan tata kelola yang signifikan. Tidak hanya prestasi, tetapi kepercayaan berbagai kalangan (investor, publik dan stakeholder) pada tata kelola yang lebih baik. Tanpa ada perubahan yang signifikan, sulit bagi Indonesia untuk mendapatkan kondisi sepak bola yang lebih baik, karena berbagai persoalan akan terus berulang.
- Presiden memastikan akan hadir pada saat kick off Kompetisi ISC pada tanggal 29 April 2016 di Jayapura.
- Presiden menyampaikan informasi bahwa berdasarkan informasi dari FIFA potensi sepakbola Indonesia luar biasa. Tetapi kondisi tersebut harus direspon dengan tata kelola yang lebih baik.
- Terhadap aspirasi sejumlah Asosiasi Provinsi, klub-klub ISL serta Divisi Utama yang mengapresiasi Presiden atas pertemuan tersebut. Bahkan ada yang mendorong segera diadakannya Kongres Luar Biasa PSSI. Presiden merespon dengan sikap bijak berkaitan dengan hal itu.
- Klub juga sesungguhnya tidak ingin berseberangan dengan pemerintah, untuk itu pertemuan tadi menjadi sangat penting.
- Terhadap aspirasi yang mengusulkan agar subsidi APBD untuk kegiatan sepak bola ditinjau ulang, Presiden memastikan bahwa Peraturan Pemerintah soal itu akan diperintahkan untuk dicabut. Untuk itu Menpora dan Mendagri diperintahkan segera membahasnya. Namun yang jelas, harus ada pembatasan, supaya anggarannya tidak dimaksimalkan hanya untuk sepak bola saja.
- Presiden memastikan, bahwa persoalan sepak bola nasional akan segera berakhir sebelum Kongres FIFA pada bulan Mei 2016.
[caption caption="www.bola.com"]
[/caption]Adapun yang menarik juga dari pemberitaan hari ini adalah, adanya berita bahwa FIFA berencana menggelar pertemuan dengan Pemerintah Indonesia dan PSSI, di Zurich, Swiss,pada tanggal 25 April 2016 mendatang guna membahas nasib Indonesia yang terkena sanksi sejak tahun lalu.
Dalam pertemuan nanti itu, PSSI sesuai penunjukan FIFA akan diwakili oleh Agum Gumelar yang saat ini juga sebagai Ketua Komite Ad Hoc Reformasi PSSI, sementara perwakilan dari pihak pemerintah seperti yang diberitakan adalah Erick Tohir Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) dalam pertemuan itu nantinya diharapkan akan dapat menyelesaikan persoalan sepak bola Indonesia yang saat ini tengah masih dalam setatus dibekukan baik itu oleh Pemerintah maupun FIFA.