Lihat ke Halaman Asli

Hery Syofyan

TERVERIFIKASI

Wiraswasta

Demokrat dan SBY “Tour de Java” Menggoyang Isu Kisruh Sepakbola?

Diperbarui: 17 Maret 2016   22:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="medan.tribunnews.com"][/caption]Ada yang menarik dalam beberapa hari belakangan ini yaitu khususnya mengenai isu sepakbola nasional. Mulai dari adanya balasan surat dari FIFA yang merespon keinginan Presiden Jokowi untuk mengirinkan utusannya guna menyamakan formula penyelesaian kisruh sepakbola di tanah air, kemudian berikutnya ada juga isu lain yang menarik yaitu terkait dengan Presiden PSSI La Nyala yang sudah dinyatakan sebagai tersangka kasus dugaan korupsi penggunaan dana hibah Kadin Jatim untuk pembelian IPO (Initial Public Offering) Bank Jatim oleh Tindak Pidana Khusus (Pidsus) Kejaksaan Tinggi Jawa Timur. 

Ini tentu saja menjadi trending topic di rubrik bola Kompasiana, untuk itu mari kita nikmati saja. Sementara yang lebih menarik lagi adalah gencarnya kubu partai berlambang 'Mercy' Demokarat yang bersuara lantang mengenai kisruh sepakbola yang terjadi saat ini.

Beberapa waktu yang lalu saya juga pernah menulis khususnya berkaitan dengan Twit dari pak Mantan presiden ini yang sempat membuat heboh netizen. Mungkin karena beliau sekarang lebih banyak waktu mumpung sudah pensiun..he..he... jadi ada waktu buat dengan bertwiterria…ha…ha…dan barangkali juga untuk menghilangkan kepikunan atau takut dibilang Gaptek…ha...ha…dalam tulisan tweet-sepakbola-sby-yang-mengundang-tanya

Dalam seminggu ini kalau kita cermati berbagai pemberitaan media berturut-turut para kader partai berlambang 'mercy' ini banyak menyoroti prihal kisruh PSSI. Seperti sudah di komando mereka secara bergantian berkoar di media. Mulai dari pak Mantan presiden ke enam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang juga kembali berkoar mengatakan bahwa pemerintahan Jokowi-JK ini lamban dalam menangani kisruh sepak bola Indonesia ini. Kemudian ada juga Mantan Menpora Roy Suryo. serta Ketua Divisi Pengembangan Kemitraan Masyarakat dan Ketua Komisi IX DPR RI periode 2014-2019 Dede yusuf yang juga turut berkomentar, terakhir Teuku Riefky Harsya Wasekjen DPP PD, Ketua Komisi X DPR RI dan FPD Dapil Aceh yang menyatakan sikap resmi Partai Demokrat.

Mereka secara bergantian dalam beberapa hari belakangan ini berkomentar ria terkait dengan kisruh sepakbola Nasional yang kalau boleh saya sebut dengan ‘mengoyang’ isu hangat kisruh sepakbola yang menjadi topik bahasanya. Tentu saja ini menimbulkan sedikit pertanyaan ada apa dengan Partai Demokrat ini, sementara partai politik lainya sibuk mengomentari kasus narkoba dan isu perubahan persyaratan calon independen di DPR, dll

Untuk itu mari kita mulai saja dari pak mantan Presiden yang sekaligus ketum Partai Demokrat SBY yang saat ini sedang melakukan safari ‘Tour de Java”. Dimulai dari saat memberi sambutan dalam rapat dengan DPC di Salatiga (14/3) dimana saat itu SBY mengecam soal pembekuan PSSI oleh Menpora Imam Nahrawi. "Permasalahan PSSI kita juga peduli, rakyat banyak kecewa. Mereka sangat mencintai sepakbola. Dengan keadaan sekarang ini berlarut-larut sudah setahun lebih," ungkap SBY

Menurut beliau persebakbolaan nasional sedang berada dalam situasi yang genting. "Ini menurut saya krisis di bidang persepakbolaan. Tidak boleh Indonesia seperti ini. Tidak boleh Indonesia tiba-tiba tidak mendapat peluang padahal rakyat Indonesia sangat mencitai sepak bola," dan menambahkan "Kita tidak bisa bermain di luar negeri, pemain luar juga tidak bisa main di Indonesia. Tamat sudah kalau begini," tukas jenderal purnawirawan TNI itu.

Kemudian berlanjut saat bertemu dengan supporter sepakbola di Semarang (15/3) dimana SBY kembali meminta agar Presiden Joko Widodo mendengar suara rakyat dan segera mengambil keputusan dan mencabut pembekuan PSSI. "Mudah-mudahan, ini didengar oleh beliau. Ini soal rakyat. Suara begini tolong diangkat," kata SBY

Adapun yang dimaksud beliau adalah kembali terkait dengan persoalan SK pembekuan PSSI yang malah dinilainya sangat kelewatan dan tidak masuk akal. "Aspirasi itu jangan dianggap angin lalu dan segera selesaikan. Pembekuan PSSI ini di luar akal sehat kita. Kalau tak segera diselesaikan Indonesia terus dipermalukan. Bayangkan jika Asean Games tahun 2018 nanti, tak ada sepak bola lalu seperti apa?" dan menambahkan "Jangan dikira kita tak ada prestasi. Memberantas mafia hingga mencetak prestasi, kita sepakati itu. Tapi tidak dengan cara seperti sekarang ini," tegasnya.

Yang mengagetkan adalah ketika beliau mengatakan meminta kepada peresiden Jokowi untuk tidak perlu membuang program semasa ia menjabat. program yang masih bagus yang berguna untuk rakyat bisa dilanjutkan. "Pemerintah memang punya hak bikin program baru, dan itu memang wajar. Namun, program yang lalu tidak perlu dibuang. Yang baik dijaga, yang bikin baru juga penting, asalkan penting untuk rakyat,"

Tentu ini menjadi aneh kalau kita kaitkan saat era beliau masih berkuasa dulu, kalau kita melihat perjalanan kasus kisruh sepakbola yang berawal sejak th 2011 lalu tentunya itu semasih beliau jadi penguasa. pertanyaanya apa cara penyelesaian kasus kisruh sepakbola yang dilakukannya kala itu, mulai dari Menpora Adiyaksa Dault, Andi Mala Ranggeng yang sekarang di hotel paradeo, kemudian dilanjut PLT Menpora Agung Laksono dan terakhir ahli telematika Menpora Roy Suryo, bentuk penyelesaianya adalah tak lain dapat dikatakan hanya menunda permasalahan, terjadinya pembiaran yang berlarut-larut kenapa begitu?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline