sumber foto : bola.liputan6.com
Selamat siang semua, dalam mengisi kevakuman kompetisi liga professional yang kini memang terhenti, seperti yang sudah kita ketahui bahwa sudah ada dua turnamen level nasional yang berhasil diselengarakan yaitu masing-masing Piala Kemerdekaan yang digagas oleh Tim Transisi sebagai penganti peran PSSI yang dibekukan Kemenpora. Walaupun sempat dikatakan memunculkan berbagai kendala seperti adanya pemukulan terhadap wasit dll. Dan berikutnya ditambah lagi dengan terlambatnya pencairan dana uang hadiah bagi para juara namun beruntung semuanya sudah dapat terselesaikan dengan baik.
Begitu juga dengan turnemen selanjutnya yaitu Piala Presiden yang diselengarakan dan sekaligus diprormotori oleh Mahaka Sports and Entertainment, walaupun juga sempat diwarnai dengan aksi walk-out (WO) oleh salah satu tim (Bonek FC) karena merasa kecewa dengan kinerja wasit. Namun secara keseluruhan event tersebut juga dapat dikatakan lebih sukses dibandingkan dengan Piala Kemerdekaan terutama dari sisi besarnya animo penonton untuk menyaksikan turnamen tersebut.
Besarnya animo penonton itu tentu dapat dimaklumi karena yang berlaga pada turnamen Piala Presiden tersebut adalah klub-klub dari liga profesional Indonesia (ISL) yang memang banyak diisi oleh para pemain bintang sepakbola Nasional. Sementara pada Piala Kemerdekaan pesertanya lebih di dominasi atau mayoritas terdiri dari klub-klub Divisi Utama. Namun terlepas dari itu semua Poin pentingnya adalah kedua tournament tersebut terbukti mampu mengobati rasa rindu pencinta sepakbola nasional akan kompetisi liga kembali segera kembali berputar.
Berikutnya seperti yang ramai diberitakan segera akan menyusul adalah turnamen Piala Jenderal Sudirman yang akan diselengarakan pada tanggal 14 November 2015 - 24 Januari 2016. Yang digagas langsung oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan akan diikuti oleh 14 klub Liga Profesional Indonesia (ISL) ditambah satu tim dari PS. TNI. Sebagai operator penyelengaraanya ditunjuk Mahaka Sport Entertainment yang sudah terbukti sukses menyelengarakan turnamen Piala Presiden 2015 yang lalu.
Turnamen sepak bola "Jenderal Sudirman Cup" ini diadakan dalam rangka merayakan HUT ke-70 TNI, rencananya akan dilaksanakan di tiga kota yaitu Gianyar (Bali), Malang dan Surabaya. Adapun rangkaian dari kegiatan turnamen ini dimulai sejak tanggal 10 November di Surabaya, tepatnya di Kodam V Brawijaya. Sementara untuk hadiah juara pertama akan mendapatkan hadiah sebesar Rp 2,5 miliar, dan juara kedua mendapatkan Rp1,5 miliar. Tapi yang menarik tidak hanya untuk hadiah juara dan runner-up saja yang lumayan besar, untuk match fee pun dinilai hadiahnya cukup lumayan besar. Bagi klub yang menang dalam waktu normal akan mendapat 125 juta rupiah, sementara yang kalah mendapat 75 juta. Pada turnamen ini juga hasil seri atau draw tidak diberlakukan mulai dari babak penyisihan hingga 8 besar jadi jika dalam pertandingan hasilnya draw maka pertandingan itu akan dilanjutkan dengan adu penalty, bagi tim yang menang adu penalti akan mendapat 110 juta, sementara tim yang kalah melalui adu penalti menerima 90 juta.
Demi suksesnya penyelengaraan piala Sudirman ini, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) seperti yang disampaikan berharap agar PSSI bersedia melakukan hal-hal positif demi kesuksesan dari turnamen Piala Sudirman ini "Kepada PSSI, harapannya jangan dipersulit, kami masih berprasangka positif PSSI bisa melakukan hal-hal yang positif untuk Piala Sudirman," kata Kepala Komunikasi Publik Kemenpora, Gatot S Dewa Broto, dan sekaligus mengingatkan bahwa komitmen untuk melakukan Piala Sudirman ini merupakan perintah dari Presiden,
Jadi tentu dengan begitu memang sudah seharusnya PSSI janganlah mempersulit penyelengaraanya, apa lagi kalau dilihat dari turnamen yang sudah berlangsung yaitu Piala Kemerdekaan dan Piala Presiden, dari dua turnemen itu dapat dikatakan banyak hal yang pembelajaran yang didapat bagi Kemenpora khususnya bagi Tim Transisi begitu juga PSSI bahwa yang terpenting saat ini bagi dunia sepak bola Tanah Air adalah adanya kembalinya klub beraktivitas klub guna mengisi kekosongan kompetisi "Saya kira hikmah dari Piala Presiden sepertinya menjadi pelajaran bagi kami dan PSSI, yang penting ada aktivitas yang dilakukan," ucapnya.
Hal itu disampaikan pihak Kemenpora terkait dengan apa yang disampaikan oleh Presiden PSSI atau Ketua Umum PSSI La Nyalla Mattalitti yang mengatakan bahwa PSSI Ingin PT Liga Indonesia Jadi Operator Piala Jenderal Sudirman PSSI akan memberikan rekomendasi jika di Piala Sudirman nanti operator pelaksananya adalah PT Liga Indonesia. Dikatakan bahwa hal itu sudah sejalan dengan hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Liga. "Hasil RUPS Luar Biasa PT Liga Indonesia pada Sabtu kemarin sudah jelas, klub tidak akan ikut turnamen yang tidak direkomendasikan PSSI," memang sesuai yang diberitakan hasil RUPS itu menegaskan bahwa rekomendasi akan diberikan jika pelaksananya PT Liga Indonesia karena terkait dengan 14 klub peserta yang ikut itu berasal dari kompetisi Indonesia Super League (ISL) ditambah lagi dengan keberadaan perangkat pertandingan yang rencananya juga akan dilibatkan.
Jadi kalau melihat kepada tulisan diatas dan kalau kita kaitkan dengan rasa kekecewaan PSSI kepada Mahaka Sports terkait pelaksanaan piala presiden lalu, Mahaka dianggap tidak memegang komitmen dengan melupakan andil PSSI dalam dalam turnamen piala presiden tersebut, tentu pertanyaanya adalah, apa yang dapat/bisa dilakukan berbagai pihak yang prihatin dengan kondisi sepakbola seperti ini guna mengisi kevakuman kompetisi ini selain dengan menggelar berbagai turnamen ? apa lagi sudah ditegaskan adanya isyarat dari Kemenpora agar tidak boleh melibatkan PSSI dalam kegiatanya, karena memang Kemenpora menganggap fungsi PSSI telah digantikan oleh Tim Transisi.
Apa lagi regulasi yang diterapkan pada turnamen Piala Sudirman ini ternyata tidak mengikuti aturan yang dibuat oleh PSSI. Seperti yang disampaikan pihak penyelengara "Untuk Piala Sudirman kami murni memakai regulasi turnamen, tidak harus memakai regulasi federasi (PSSI). Tapi keberadaan federasi lebih ke perangkat pertandingan yaitu wasit," ujar CEO Mahaka Sports Hasani Abdul Gani Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Senin (26/10/2015). Dan menambahkan bahwa aturan yang harus mengikuti aturan federasi adalah aturan mengenai kompetisi. Jadi kalau hanya turnamen tidak harus mengikuti aturan PSSI. Yang menarik juga adalah adanya aturan baru yang diterapkan di Piala Presiden nanti yaitu, mengenai larangan bagi ofisial tim untuk memprotes wasit. Jika hal itu dilakukan maka tim akan mendapatkan denda dari pihak penyelenggara.