[caption id="attachment_313636" align="aligncenter" width="620" caption="Ilustrasi/Admin (Kompas.com)"][/caption]
Selamat malam semua ……..dapat dipastikan dalam beberapa hari ini kanal bola akan kembali diramaikan oleh pemberitaan terkait sengketa atau kisruh Persebaya Klub yang dimusnahkan PSSI, Persebaya 1927 ? kenapa bisa begitu ? saya tidak perlu menjelaskan lagi sudah terlalu banyak tulisan terkait “Penzolimnan” yang mungkin dirasakan para pendukungnya dalam hal ini “Bonek” terhadap klub sepakbola kesayangannya itu.
Saya jujur bukan pendukung Persebaya 1927, tapi saya “BERSIMPATI” dengan apa yang terjadi pada klub kebanggan para “Bonek” pendukung persebaya 1927 ini yang saya lihat dengan berbagai cara Persebaya 1927 sengaja untuk ditamatkan riwayatnya dari kancah persepakbolaan di negri ini, saya lebih menginginkan PSSI mendukung klub yang ada serta melindunginya dan bahkan kalau bisa ciptakan kondisi yang kondusif untuk bermunculannya klub-klub baru sepakbola di negri ini karena dari situlah akan lahir pemain sepakbola handal dan berbakat yang akan mendukung kemajuan persepakbolaan Nasional kedepan, jadi kalau melihat fakta yang ada saya berangapan justru PSSI lah yang harus bertanggung jawab terhadap kasus Persebaya ini dan bahkan PSSI lah yang menjadi profokator kisruh ini dengan membiarkannya menjadi berlarut-larut, dan ini sebetulnya sudah pernah saya tulis sebelumnya sekitar April tahun lalu dengan judul artikel blunder-pssi-dan-kisruh-yang-diciptakan ?
Kemaren siang tanggal 03 Januari 2014, sehabis shalat Jum’at sesuai pemberitaan diberbagai media sekitar 5.000 suporter pendukung Persebaya Surabaya 1927 berunjuk rasa di Balai Kota Surabaya, Suporter yang lebih dikenal dengan sebutan Bonek ini menuntut tiga hal kepada Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
1. Menagih janji Wali Kota Surabaya agar melarang Persebaya yang turun di kompetisi Liga Super Indonesia melakukan kegiatan di Surabaya.
2. Mencabut izin peresmian (launching) maupun pertandingan Persebaya.
3. Mendesak Wali Kota Tri Risma agar segera mengambil kebijakan untuk menyelesaikan persoalan dualisme Persebaya. "Kalau Wali Kota tidak mau menemui, kami akan menginap dua sampai tiga hari di balai kota," kata koordinator pengunjuk rasa, Saputro.
Para pengunjuk rasa yang terdiri dari para pendukung persebaya ini membawa berbagai poster bernada kecaman. Mereka juga meneriakkan yel-yel, "Save Persebaya 1927", "1927 Harga Mati", sukurklah aksi massa ini cenderung tertib, mereka hanya menyanyikan yel-yel Persebaya dan meneriakkan tuntutannya.
Kembali ke topik judul “PSSI Provokator Kisruh Persebaya” dan apa yang membuat saya meyakininya adalah, kalau kita kenbali ke periode kepengurusan Era KLB 17 Maret ini, memang betul PSSI pernah menawarkan Merger bagi keduanya Persebaya 1927 dan Persebaya DU ( Devisi utama) dan itu sepertinya menjadi jalan terakhir yang bisa ditempuh oleh PSSI untuk mengakhiri kisruh yang yang berkepanjangan diantara keduanya itu, apa lagi seperti kita ketahui ketidak jelasan nasib Persebaya 1927 semakin tak jelas setelah keluara hasil Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI pada 17 Maret 2013 itu.
sumber foto : ultrasin-indonesia.blogspot.com
Kata kuncinya menurut saya ada pada hasil Kongres 17 maret tersebut, yang telah memutuskan bahwa kompetisi musim depan tetap diikuti 18 klub ISL dan empat klub IPL, tapi kemudian Persebaya yang diakui PSSI melalui La Nyalla Mattalitti adalah yang saat ini bermain di Divisi Utama PT. Liga Indonesia. sementara Persebaya 1927 bermain di Indonesian Premier League. Pertanyaannya bagaimana bisa penyelesaian kisruh dengan usulan Merger bisa terwujud kalau keputusan masa depan persebaya 1927 sudah diputuskan melalu kongres yang tentunya sudah tidak mungkin bisa diubah kecuali dengan kongres lagi ?
Disinilah kunci terpeliharanya kisruh itu, PSSI yang seharusnya mengayomi klub atau melindungi potensi sepakbola di Indonesia, malah mengambil keputusan yang cendrung berdasarkan kekuatan yang ber“AROMA“ dendam ? dan itu bisa dibuktikan dengan munculnya pernyataan dari sang tukang “GERTAK” Wakentum PSSI LNM sampai-tahun-2050-pssi-tak-akui-persebaya-1927 sementara dengan kondisi itu Ketua Umum PSSI Djohar Arifin sepertinya tak berdaya melihat sepak terjang kekuatan ini dan terjadilah hal yang seperti sekarang kita lihat, jadi dengan fakta yang ada apakah salah kalau judul tulisan saya diatas ? dan biang kerok kisruh ini sesungguhnya ada pada PSSI ?
[caption id="attachment_313635" align="aligncenter" width="448" caption="sumber foto : sidomi.com"]
[/caption]
Kalau seandainya PSSI lebih bisa bersikap arif dan bijaksana dalam menenggarai sengketa kedua anaknya yang sedang bermasalah dengan mencari solusi atau jalan keluar yang lebih mengedepankan akal sehat dan cendrung mencari penyelesaian win-win solution tampa ada yang merasa dikalahkan, bukankah yang terpenting bagi PSSI adalah kedua asset persepakbolaan ini terselamatkan ? toh jelas ini juga merupakan asset persepakbolaan Nasional, kenapa PSSI harus betindak miring/memihak kesalah satu anaknya ? tidakah PSSI mempunyai negosiator yang ulung seperti dilakukan JK saat menyelesaikan kisruh ACEH ? nah saya rasa itulah yang tidak ada atau dijalankan PSSI, yang ada malah sikap arogan penguasa yang lebih ditonjolkan, dan jangan heran kalau riak kekisruhan ini akan terus berlangsung, walaupun ada yang berpendapat apa yang mau didemo atau unjuk rasa para bonek kalau Persebaya 1927 nya sendiri sudah “bubar” ? saya pikir persoalannya tidak sesederhana itu justru saya melihat ini merupakan bola salju yang akan terus menggelinding dan berkepanjangan entah sampai kapan ? dan yang pasti tentunya ini bisa menggangu atau berpengaruh terhadap kelangsungngan ataupun kenyamanan klub yang akan bermain di Surabaya dan akhirnya suka atau tidak suka kalau terjadi efek sampai ke arah itu atau hal yang tidak kita inginkan terjadi tentunya PSSI juga harus bisa menerima itulah buah dari kebijakan PSSI sendiri !
Akhir kata sebagai penutup marilah kita sesama orang yang berada diluar lingkaran/lingkungan Persebaya 1927 atau pendukungnya “Bonek” tidak perlu juga menjadi Provokator yang malah menambah kisruh di kanal ini, silahkan kalau ada yang bersimpati menunjukan dengan tulisan yang tidak berbau profokator dan begitu juga sebaliknya bagi yang tidak bersimpati tentunya juga bisa menahan diri untuk tidak berkomentar yang menyakitkan bagi para pendukung persebaya 1927 di kanal ini, toh semua keputusan sudah diambil oleh PSSI sebagai Otoritas sepakbola di negri ini ….biarkan mereka berjuang dengan keyakinanya apa yang diyakini benar…..toh kebenaran nanti juga akan membuktikan semuanya……..selamat berjuang para “Bonek” ……..selamat menimati.
Borneo 04 Januari 2014
Salam Olah Raga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H