sumber foto : www.supersoccer.co.id
Di balik keindahan sepak bola dengan permainan kolektif dan aksi individual serta strategi dan taktik, ditambah gegap gempitanya dukungan supporter, ternyata masih ada praktik-praktik kotor para pemain sepakbola apa lagi menyangkut kejujuran yang memang menjadi barang langka seperti halnya saat hukuman penalti yang seharusnya tidak terjadi, atau adanya pemain mencoba diving alias pura-pura dijatuhkan meski sebenarnya tidak terjadi kontak fisik sama sekali atau hanya mungkin terjadi kontak fisik yang masih dalam kategori minimal, bahkan ada yang beradengan teaterikal untuk menjatuhkan diri.
Adalah Bek Galatasaray Semih Kaya yang baru-baru ini menerima banyak pujian setelah menerapkan sikap sportivitasnya dengan membuktikan bahwa kejujuran itu masih ada di lapangan sepakbola, itu terjadi pada saat Laga Derby di Istanbul antara Galatasaray melawan Besiktas, di Turk Telekom Arena Minggu 23 Februari 2014. saat kedua klub sedang berusaha memperebutkan tiga poin demi menjaga jarak dengan Fenerbahce yang berada di puncak klasemen Super Liga,
Momen itu terjadi disaat Galatasaray yang sudah unggul 1-0, terjadi perebutan bola antara Kaya dengan winger Besiktas, Olcay Sahan, di menit ke-54, dimana seperti yang diberitakan sebelum bola ke luar lapangan, Sahan melakukan backheel dan mengenai kaki Kaya, seharusnya dengan kejadian itu Besiktas mendapatkan sepak pojok, namun wasit Cuneyt Cakir karena tidak melihat bola menyentuh Kaya, memberi Galatasaray tendangan gawang, Sahan langsung melakukan protes atas keputusan tersebut dan wasit sempat bergeming melihat protes Sahan, tapi pada akhirnya wasit menganulir keputusannya dan memberi Besiktas sepak pojok pada menit ke-54. setelah Kaya memberitahu kalau bola menyentuhnya sebelum ke luar lapangan.
Keputusan Kaya juga mendapat dukungan dari rekan setimnya, seperti Didier Drogba dll, bahkan seluruh suporter yang berada di Turk Telekom Arena, memberikan tepuk tangan untuk Semih Kaya atas tindakannya tersebut, padahal sepak pojok itu bisa saja mengancam keunggulan Galatasaray, dan Wasit Cakir pun akhirnya mengucapkan terima kasih kepada bek timnas Turki tersebut. begitu juga dengan pemain Besiktas, termasuk Sahan juga memberikan apresiasi kepada Kaya.
"Wasit bertanya ke saya, dan saya bilang sejujurnya. Kami bisa saja kebobolan karena sepak pojok itu. Kemenangan kami mungkin tidak akan layak jika saya tidak jujur. Saya akan melakukannya hal yang sama jika hal itu terjadi lagi," ujar Kaya seperti dilansir Daily Mail.
Sekali lagi dari kejadian di atas menunjukan bahwa ternyata kejujuran itu masih ada dilapangan sepakbola walaupun sudah menjadi barang yang langka saat ini, tapi ternyata dan terbukti itu masih ada, dan itu dibuktikan oleh seorang Semih Kaya seorang pemain Profesional, masih muda usia baru 22 th, dan saat ini juga menjadi incaran klub besar di Eropa seperti Manchester United yang dikabarkan sudah mengidentifikasi Semih Kaya, sebagai pengganti potensial Nemanja Vidic yang akan meninggalkan Old Trafford di musim panas mendatang.
Manchester United tentunya juga sudah mendapat banyak masukan, terkait penampilan Semih Kaya yang mengesankan di klubnya Galatasaray dan juga perannya sebagai pemain pengganti beberapa pemain senior di timnas Turki, dengan 16 caps yang telah dimilikinya, dan Manchester United bahkan berani memberikan penawaran senilai 22 juta Pounds, untuk pembelian Kaya dari Galatasaray,
sumber foto : article.wn.com
Pertanyaan dari kita tentunya bagai mana dengan pemain sepakbola kita “Indonesia” khususnya di liga terjeger dan terdahsyat dimuka bumi ini yaitu Lig ISL ? seperti yang baru saja terjadi di pertandingan antara Persipura Vs Persiba Balikpapan, jujur saya jarang sekali menonton secara utuh tayangan Liga terjeger ini dari layar TV apa lagi siaran langsung, hanya bisa melihat tayangan momen-momen kisruh dari media Youtube apa sesungguhnya yang terjadi kemaren saat Persipura Vs Persiba itu, jujur buat saya itu sudah menjadi pertandingan “Brutal” untuk ukuran Sepakbola, dimana sangat jelas terjadi pemukulan dan penyepakan atau tendangan yang disengaja terhadap pemain Persiba tampa ada perebutan bola, Dominggus Fakdawer mukul Fernando Soler di depan wasit dan hanya kartu kuning, Penalty menit 90 gara2 handsball yang nyata itu tak terjadi ? Dan Bio Paulin yang dengan sengaja mendorong2 wasit (Offside Insident) yang buat saya perbuatan itu sungguh memalukan bagi seorang pemain professional asing yang katanya sangat ingin menjadi warga Negara Indonesia minta di naturalisasi dan “maaf” pernah juga saya tulis artikel terkait bintang persipura ini dalam artikel salahkan-memiliki-pemain-naturalisasi sungguh memalukan dan ternyata tidak pantas untuk di naturalisasi dari pada nantinya hanya menjadi perusak tatanan sportif dalam sepakbola Indonesia kedepannya.
sumber foto : www.bolaindo.com
Kalau kita kembali mengingat pelanggaran serupa yang paling fenaomenal dalam sepakbola di negri ini, pada saat kasus pelanggaran “Brutal” Pieter Rumaropen yang tampil dengan aksinya melakukan pemukulan terhadap wasit Muhaimin pada saat laga antara PBR dengan Persiwa, yang pernah juga saya tulis tahun yang lalu dalam artikel aksi-rumaropen-dan-arti-sebuah-kejujuran-dalam-sepakbola-indonesia membuat kita bertanya-tanya mengenai arti dari kejujuran….apa yang dilakukan Pieter Romaropen adalah merupakan fakta atau kesalahan yang dilakukannya dengan sengaja dan sudah selayaknya menerima konsekwensi dari apa yang sudah dilakukannya itu, terlepas dari alasan pembenaran yang dicari-cari. pemukulan terhadap wasit sudah seharusnya dianggap kesalahan terberat buat si pemain kalau kita mau memulai sesuatu menuju sepakbola Indonesia yang bersih, dan sesuai dengan moto dari FIFA kala memulai suatu pertandingan sepakbola yang diwajibkan mengusung bendera “Fair Play”……..selamat menikmati.
Borneo 25 Februari 2014
Salam OLah Raga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H