sumber foto : en.tempo.co
Hallo selamat siang…….dihari minggu yang cerah ini, bagi yang tidak keluar rumah tentunya asik untuk berselancar di dunia maya yang penuh dengan sejuta informasi ini, baik berita yang kita sukai maupun berita yang tidak disukai, nah….dari sekian banyak berita yang saya baca hari ini ada satu berita yang menarik untuk saya angkat menjadi bahan tulisan di kanal bola ini yaitu berita exco-pssi-Toni Apriliyani-soroti-dua-nama-di-tim-sembilan , Toni Apriliyani sebuah nama yang sangat dikenal sekali beberapa waktu yang lalu dikanal bola ini dengan sebutan “Mr Peduli Amat” ….he…he
Jujur tulisan ini bukan mau mengungkit-unkit lagi cerita lama, tapi maaf ... kalau pengurus PSSI bermental picik dan masih terbawa dendam seperti ini apakah masih pantas duduk sebagai petinggi sepakbola di negri ini ? padahal semua kita di kanal bola ini pasti ingat betul dengan nama yang satu ini Toni Apriliyani angota Exco PSSI yang dulunya terkenal dengan Wawancara KONTROVERSIAL dan konyolnya dengan majalah Tempo edisi 1 April 2012 yang segaligus menjadikanya terkenal dengan sebutan “Mr Peduli Amat” berikut sya lampirkan kutipannya :
TEMPO: Kalau FIFA berpihak kepada Djohar, PSSI Anda bubar, dong?
TONY: Kami jalan terus. Kami bentuk kompetisi sendiri, kami bentuk tim nasional sendiri, Alfred Riedle yang jadi pelatih kepala. Kita uji saja nanti, versi sana dan sini, mana yang paling bagus.
TEMPO: Wah, apa bisa begitu? Legitimasinya bagaimana?
TONY : Peduli amat! Tidak ada masalah, yang penting sekarang sesuai dengan arahan AFC: "Lupakan Liga Champions Asia. You besereskan dulu kompetisi!"
TEMPO: Kalau begitu, bagaimana mereka punya kesempatan bertanding di tingkat internasional? TONY: Tidak usah ikut jalur FIFA, masih banyak konfederasi yang lain, seperti Asia Oceania? TEMPO: Itu kan dibawah FIFA juga?
TONY: Peduli amat, yang penting kami bisa memperlihatkan prestasi anak kami kepada khalayak, dan memperlihatkan mana yang benar.
Kembali ke topik bahasan, seperti yang diberitakan anggota Komite Eksekutif PSSI Toni Aprilani ini menyoroti dua nama yang berada di Tim Sembilan yaitu Budiarto Shambazy dan Ricky Yakobi yang menurutnya memiliki kedekatan dengan pihak-pihak yang terkait dengan Liga Primer (LPI) ? pertanyaannya tentu apakah LPI itu masih ada ? bukannya sudah ke laut atau maaf “Almarhum” alias sudah habis/hilang masa edarnya ?
Dimana pada pemberitaan itu Toni Apriliyani mengatakan "Budiarto (Shambazy) memang wartawan senior, namun dulu sering memproyeksikan bahwa LPI adalah kompetisi terbaik di Indonesia," ujar Toni saat dihubungi CNN Indonesia dan menambahkan "Demikian pula dengan Ricky Yakobi yang pro-LPI." Serta mengigatkan Menpora seharusnya memilih pihak-pihak yang netral, yang tidak terkait dengan Liga Primer Indonesia. "Sudah terbukti bahwa mereka tidak bisa mengurus liga. Kompetisi saja hanya berjalan satu setengah musim."
Berikutnya ada juga pernyataan yang memperihatinkan dan sangat memperlihatkan ketidak dewasaan berpikir dan berorganisasi walau sempat juga mengatakan tidak ada masalah dengan tim sembilan ini, tapi anehnya masih menaruh curiga atau sak wasangka yang negative akan keberadaan tim ini dengan mewanti-wanti agar kewenangan Tim Sembilan disesuaikan dengan regulasi yang tepat. "Asal sesuai saja, mana yang boleh diurusi dan mana yang tidak boleh dijangkau," ujar Toni, adapun yang dimaksud adalah keberadaan Tim Sembilan di dalam Kongres PSSI nanti (4/1) dimana menurutnya peserta kongres hanya yang memiliki hak suara saja yang berhak untuk masuk ke dalam Kongres "Hanya peserta, undangan kehormatan, dan peninjau saja yang diperbolehkan datang. Kalau Menpora sendiri pasti akan diundang."
Sekali lagi pertanyaanya tentu apakah pengurus seperti ini yang pantas duduk sebagi petingi PSSI ? yang penuh dengan dendam/prasangka buruk serta kembali bicara kemasa lalu padahal semua kita sudah tau pasti bahwa sejak kongres PSSI Maret 2013 lalu katanya sudah “Semua demi Merah Putih” jadi tidak ada lagi yang namanya dualisme kepengurusan begitu juga dengan dualisme kompetisi liganya, tapi pada faktanya ternyata pemikiran dari para petingginya PSSI ternyata masih sama tak berubah alias idem.
Justru sikap berbeda dan terlihat lebih bijak disampaikan Ketua umum PSSI Djohar Arifin yang menyambut positif dibentuknya Tim Sembilan oleh Kemenpora ini, dan siap bekerja sama namun mengatakan, PSSI belum mendapat pemberitahuan dari Kemenpora mengenai pembentukan Tim Sembilan "Kami baru tahu dari media. Namun katanya untuk memberantas judi. Ini gayung bersambut, karena kami sedang berusaha keras untuk mengatasi hal tersebut” dan menambahkan "Jadi, kami baik sangka saja mengenai Tim Sembilan. Saya berharap ini bukan intervensi pemerintah," sambungnya.
Begitu juga dengan sikap anggota Komite Eksekutif PSSI, Djamal Aziz yang dulu juga dikenal dengan “Mr Blunder” yang mengatakan, pihaknya menunggu kedatangan Tim Sembilan dan mengapresiasi langkah Menpora itu "Kami tunggu kedatangan Tim Sembilan. Kalau pembekuan dari Menpora, saya yakin tidak. Ini artinya negara sudah menganggap penting sepak bola. Kami berharap rekomendasi dari Tim Sembilan akan mengikat," ucap Djamal.
Sebagai penutup tulisan ini tentu kita berharap semoga saja kedepan para petinggi PSSI lebih bisa “Move On” dengan melupakan apa yang telah terjadi dimasa lalu dan menatap masa depan sepakbola Indonesia dengan rasa optimis yang tinggi serta berpikir jauh kedepan hanya untuk kemajuan persepakbolaa Indonesia baik itu dari segi pembinaan maupun perestasi ………. dan tentu tak lupa juga mari kita ucapkan selamat berkongres untuk PSSI….semoga kongres hari ini bisa menghasilkan keputusan/kebijakan yang berpihak kepada sepakbola Nasional bukan pada yang lainnya.………..amin……selamat menikmati.
Borneo 04 Januari 2014
Salam Olah Raga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H