sumber foto ; samuelhenry.net
Selamat siang semua ……… sepertinya menulis terkait dengan sisi negative PSSI memang tak kan pernah ada habisnya seperti hal yang terjadi beberapa hari yang lalu dimana diberitakan CEO Liga Indonesia Joko Driyono yang keberatan dengan adanya pemberitaan sebuah media yang menyatakan kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2015 menjadi pertandingan liga amatir karena berbagai kekisruhan yang tak bisa diatasi baik oleh PSSI maupun PT Liga Indonesia selaku penyelenggara, dan PT.Liga pun akhirnya juga mengakui bahwa sulit untuk membantah hal itu seperti yang disampaikan oleh CEO PT Liga Djoko Driyono "Saya tidak pernah ada berstatement seperti itu di media tersebut. Status Amatir atau Profesional oleh siapapun diluar PSSI, kami akui tidak bisa halangi," tambahnya.
Pertanyaannya tentu apa betul Liga ISL seperti yang ditulis diatas akan menjadi liga amatir ? atau apa yang terjadi sesungguhnya seperti judul tulisan diatas ? bahwa ISL Liga Amatir yang Labeli Cap Profesional ? tentu kalau membicarakan ini kita harus melihat dari berbagai sisi terutama fakta dari apa yang terjadi belakangan ini, mulai dari Verifikasi Klub yang memang terkesan masih ada yan ditututupi seperti yang terjadi dengan Arema Cronus dimana sebelumnya sempat dinyatakan telah melunasi seluruh hutang gaji pemainnya (bahkan Arema Cronus pun tidak termasuk 3 klub yang ditunda verifikasinya seperti PSM,PERSIJA,PERSEBAYA) tapi ternyata belakangan masih ada pemainnya yang belum dibayar atau dilunasi gajinya, ini memperlihatkan bukti kecurigaan masyarakat bahwa benar adanya perbedaan perlakuan antara klub loyalis dengan klub “maaf” kelas gurem seperti yang terjadi dengan Persiwa Wamena dan Persik Kediri yang dikeluarkan dari peserta Liga musim ini dengan alasan ketidak mampuan kedua klub dari sisi financial.
Begitu juga dari sisi jadwal kompetisi yang pada awalnya memang sudah ditetapkan Kick Off diawal Februari, kemudian mundur menjadi 20 Februari, dan berikutnya karena ada permasalahan kelengkapan administrasi sebagai klub professional maka BOPI dan Menpora menunda pemberian rekomendasi izin untuk kick off kompetisi menjadi tgl 4 Maret 2015 ….. eh apa yang terjadi malah PT. Liga membuat jadwal baru kompetisi dengan jadwal kick off pada April mendatang, padahal kita tau betul begitu hebohnya PT. Liga dan 18 klub peserta liga dalam menanggapi penundaan/pengunduran kick off liga yang dilakukan pihak BOPI dan Menpora, bahkan sampai-sampai mengadakan Emergency Meeting di Hotel Parklane Jakarta dan sepmpat menyampikan bahwa jadwal kompetisi liga ISL 2015 tetap berjalan alias tidak berubah, yaitu dimulai tanggal 20 Februari 2015 seperti yang disampaikan pak sekjen PSSI atau CEO PT.Liga “Klub ingin mendapatkan garansi dari PT Liga Indonesia dan PSSI tentang jadwal kompetisi. Statement PT Liga Indonesia jadwal tetap tidak berubah kick-off 20 Februari dan jadwal-jadwal selanjutnya,” tandas Joko Driyono.
Dan berikutnya dilanjut dengan pertemuan di Bandung dengan mengeluarkan Deklarsi Bandung dengan ancaman yang lebih parah lagi yaitu menolak keputusan Menpora dan BOPI terkait dengan persyaratan dan penerbitan rekomendasi izin ISL, serta meminta PT Liga Indonesia untuk sesegera mungkin merencanakan jadwal baru ISL 2015 agar bisa digelar secepatnya, tapi sekali lagi apa yang terjadi justru PT Liga Indonesia menyusun jadwal yang jauh lebih mundur dari apa yang diajukan Menpora dan BOPI, dengan berbagai alasan dinyatakan kompetisi baru bisa dilaksanakan pada 4 April 2015 "Idealnya baru 4 April 2015 ISL bergulir. Terkait kapan ujung kompetisinya, kami masih harus bicarakan dengan pihak klub," kata Joko, dengan demikian apa artinya heboh kaya kebakaran jenggot kemaren dan begitu ngotot untuk jadwal liga harus tetap berjalan dan tidak peduli/mengindahkan rekomendasi Menpora dan BOPI kalau pada kenyataannya malah mundur lebih jauh, katnya klub banyak yang rugi ? dan kalau kita kaitkan dengan penundaan yang hanya dua minggu itu, tentu pertanyaanya apakah dengan penundaan sampai april klub malah untung secara financial ?
.Padahal kita tau apa yang dilakukan BOPI sudah sesuai dengan koridor yang benar demi terwujudnya kompetisi liga ISL yang profesional, sejalan dengan aturan FIFA seperti yang disampaikan ketuanya "Kami tegas dan konsisten minta gaji pemain dilunasi karena sikap FIFA sangat keras terhadap klub yang mengabaikan hak-hak pemain," kata Ketua BOPI Noor Aman dan menambahkan "Selama ini banyak klub dibiarkan mengemplang gaji pemain. Sekarang pun masih ada klub yang berani melampirkan surat pernyataan lunas kepada BOPI tapi mantan pemainnya mengeluh di media sosial gajinya belum dibayar," tegasnya.
Jadi jelas sesunguhnya apa yang diminta BOPI agar kontrak pemain harus antara pemain dengan penanggungjawab perusahaan terbatas (PT) atau yang menaungi klub tak lain adalah demi melindungi hak pemain seperti yang terjadi dimasa lalu "Masih ada pemain yang dikontrak klub melalui asisten manajer atau bendahara tim. Kami minta itu dikoreksi. Sebab, kalau terjadi apa-apa, kekuatan hukum kontrak seperti itu lemah dan merugikan pemain. Kontrak pemain dan pelatih harus dengan direktur utama PT klub itu," sebut Noor Aman untuk lebih jelasnya lihat link ini kemenpora-rilis-hasil-verifikasi-bopi-terhadap-klub-isl-2015
Dan perlu diketahui juga bahwa keputusan penundaan ini juga mendapat dukungan dari pelaku sepakbola lainya seperti mantan pemain nasional Ferryl Raymond Hattu yang juga sekaligus pemilik klub HBS Surabaya yang juga mendukung langkah yang diambil menpora karena merasa sudah saatnya ISL benar-benar profesional, bukan cuma laga amatir yang dilabeli cap professional "Menpora, Tim Sembilan, dan BOPI mengajak untuk kebaikan. Seharusnya regulator kompetisi, PSSI dan klub mendukung. Sebab, selama ini, selama ISL bergulir selalu ada masalah," kata Ferryl yang dihubungi detikSport dan menambahkan "Klub-klub selalu memaksakan diri untuk siap, padahal tidak mempunyai pendanaan yang cukup. PT Liga juga membiarkan itu terjadi. Padahal mereka sudah gembar-gembor sekian tahun lamanya agar kompetisi ini berjalan profesional. PT Liga ini membuat segala peraturan yang abu-abu, tidak tegas. Bagaimana klub-klub bisa dewasa? Serta menambahkan "Ini malah terbukti tidak membayar pajak. Lantas di mana profesionalitas mereka? Lha malah ada yang mengklaim kalau mereka selalu rugi. Bisnis tidak jalan, itu bukan sebuah profesionalitas juga. Jelas, mereka ini tim-tim tarkam, amatir yang dikasih label profesional. Saya yakin tidak akan ada timnas berkualitas yang hadir dari kompetisi seperti ini," jelas Ferryl dan juga berharap "Dengan semua fakta itu, memang ini saat yang tepat menpora mengambil langkah tersebut. Bukan tegas tapi memang sudah semestinya kalau dia ingin sepakbola Indonesia menjadi berkualitas. Saya tinggal menunggu konsistensi menpora dengan apa yang sudah dia bikin," tegas pria yang pernah menjadi kapten timnas tersebut.
Begitu juga dengan Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia (APPI) yang juga mendukung sepenuhnya rekomendasi BOPI itu "APPI mengapresiasi keputusan BOPI yang memberi persyaratan kepada PT Liga Indonesia untuk menjalankan ISL 2015 lebih baik dan benar. APPI juga mendukung bergulirnya ISL, jika semua persyaratan telah terpenuhi," demikian rilis yang dikeluarkan APPI dengan tanda tangan Presiden APPI Ponaryo Astaman dan Wakil Presiden APPI Bambang Pamungkas dan menambahkan "Kami berharap ada ketegasan, dan tak lagi ada toleransi. Karena kejadian ini selalu berulang setiap tahun," ujar wakil Presiden APPI Bambang Pamungkas.
Sebagai penutup tulisan ini semoga saja dengan kejadian ini kita berharap agar semua pelaku sepakbola khususnya sepakbola professional bisa menyadari bagaimana sesunguhnya/seharusnya sepakbola professional itu dan terkait dengan penundaan kick off seharusnya bisa diterima karena hal yang sama pun pernah terjadi di kompetisi yang jauh lebih besar dan mendunia dari pada kita yaitu seperti di La Liga di Spanyol dan Liga Seri A Iitali, jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan dengan hal itu justru yang mungkin yang perlu dikhawatirkan adalah dengan kejadian ini kemungkinan Konfederasi Sepakbola Asia (AFC) akan meninjau ulang status profesional klub-klub Indonesia khususnya atas keberadaan Persib Bandung dan Persipura Jayapura yang di musim ini tampil di Piala AFC.
Kita seharusnya memberi apresiasi kepada Bopi & Menpora dalam keputusanya menunda kompetisi liga untuk dijadikan momentum agar menjadi kompetisi liga professional seutuhnya seperti yang disampaikannya pak menpora "Ini sesungguhnya momentum yang tepat sekali bagi kita untuk memulai sesuatu yang profesional. Peristiwa ini tidak berdiri atau terjadi hari ini, tapi 'kan isunya sudah menahun, sudah berlangsung bertahun-tahun lamanya," tutur Imam kepada pers di kantor Kemenpora, Jakarta, Rabu (18/2/2015) dan menambahkan "Terkait dengan risik-risiko yang ada, itu adalah konsekuensi. Tapi saya berharap seluruh masyarakat untuk memaklumi. Mungkin ada sebagian yang merasa tidak senang dengan (keputusan) ini, tapi yakinkan, bahwa jika semua ini kita lakukan dengan baik, maka kita akan mendapatkan hasil yang baik pula di masa-masa yang akan datang," tukasnya……amin….selamat menikmati.
Borneo 23 Februari 2015
Salam Olah Raga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H