Lihat ke Halaman Asli

Merah Luka

Diperbarui: 24 Juni 2015   17:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dalam warna pelangi kau ada

juga pada sang saka,pada darah

dan juga lampu tiga simpang jalan.

Di jendela rumah,pada motor tua

dalam taman kota,dan di mana-mana

Di atas tanah air,ada airmata dalam warna merahmu.

Merah luka

ada dibalik bilikkarton,kolong jembatan

di alas koran seharian,yang terbentang

berhektar-hektar tanpa jawaban.

Subur di hutan,menyemak diantara produksi

yang bertumbangan,tumpang tindih

dalam berbagai wajan kepentingan

yang seringkali diatas namakan pada lagu,

pada puisi atau sajak picisan di bentangan kali.

Merah luka

Seringkali senyap atau disenyapkan

menjadikan ketidakmengertian terlahirkan.

Ditanah luka,di air luka

di mata tanah air,air mata luka

mengalir,

menggerayangi mimpi-mimpi

asa yang merasa,terkubur penuh tanda

nisan tanpa nama.

Merah luka

selalu,atau mengapa musti ku sembunyikan

sebab senyum lebih indah untuk di pertontonkan

dari balik luka.

Itu kata mereka,dan luka

menangisi sendiri lukanya.

Nalo,13 September 2007

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline