Allah Tritunggal adalah Subyek segala sesuatu, causa prima semua yang ada -- yang secara simultan ber-"ada" dan bertindak dalam dinamika dan dimensi Trinitas Ekonomik sebagai Obyek penyembahan. Sebagai Subyek (causa prima), Trinitas adalah Pencipta, dan Penebus, dan Penghibur yang "ada" sebelum dan bahkan melampaui segala ciptaan.
Dalam gerak Triados yang transenden-imanen inilah seluruh ciptaan (khususnya manusia) turut berbagian dalam peranan yang dependensif, responsibilitif, dan akuntabilitif terhadap Sang Subyek.
Seluruh ciptaan (dalam hal ini manusia) bergantung, bertanggung-jawab, dan mempertanggung-jawabkan eksistensi hidupnya, baik spiritual, intelektual, dan emosional; baik kognisi, afeksi, dan konasi serta emosi; baik ontologi, epistemologi, dan aksiologi; baik dalam konstruksi eksistensialis maupun fenomenologis -- seluruhnya berada dalam gerak relasional yang begitu dependen, responsibel, dan akuntabel terhadap Sang Subyek, yang juga adalah Sang Pencipta. Sebagai Obyek, Trinitas bergerak dalam peranan sebagai Konseptor, Inisiator, Eksekutor, dan Organisator.
Sang Bapa meng-konsepsi serta meng-inisiasi karya penciptaan, penebusan, dan pemulihan atau penggenapan seluruh ciptaan melalui Sang Anak, Sang Eksekutor Agung yang melalui-Nya seluruh ciptaan dijadikan dan melalui Sang Anak pula seluruh ciptaan ditebus dalam dan melalui inkarnasi-Nya -- serta Roh Kudus, Sang Organisator Agung yang menghidupi dan meng-inhabitasi seluruh ciptaan, memeteraikan serta mengaplikasikan karya keselamatan tersebut bagi manusia dan seluruh alam semesta ciptaan-Nya. Berdasarkan narasi Trinitas yang ada maka implikasi dan signifikansi Tritunggal bagi Pendidikan Kristen adalah sebagai berikut:
- Trinitas adalah horizon pengetahuan Pendidikan Kristen. Dalam Trinitas-lah seluruh pengetahuan yang termuat dalam Pendidikan Kristen (Allah, manusia, dosa, keselamatan, gereja, bahkan parousia) bersumber, bermuara, dan berefleksi sepenuhnya, sebab Allah Trinitas adalah Sang Sumber yang juga merupakan Hikmat dan Kebenaran itu sendiri.
- Tridharma pendidikan tinggi harus bersumber dan khususnya berefleksi sepenuhnya pada Allah Tritunggal, yang adalah Konseptor-Inisiator (berkenaan dengan poin pendidikan-pengajaran), Eksekutor (berkenaan dengan poin penelitian-pengembangan), dan Organisator-Inhabitator (berkenaan dengan poin pengabdian kepada masyarakat). Pendidikan dan pengajaran merupakan suatu konsepsi-inisiasi yang ideal untuk dijadikan patron bagi tindak eksekusi yang berwujud penelitian-pengembangan konsep yang ada guna diorganisir, digerakkan, dikembangkan, dan diinhabituasi dalam wujud pengabdian kepada masyarakat.
- Trinitas merupakan model ideal komunitas pendidikan Kristen. Sebagaimana dalam gerak perikhoresis Trinitas berbagian dalam Kasih Persahabatan (philipathy -- Sang Bapa mengasihi Sang Anak dalam kuasa Roh Kudus) demikian juga seharusnya tenaga pendidik dan peserta didik serta perangkat kependidikan lainnya senantiasa berbagian dalam kasih persahabatan tersebut. Dengan mewujudkan kasih persahabatan inilah maka romansa damai, tentram, dan mulia menjadi inevitabilitas terhadap ekpresi pendidikan Kristen.
- Trinitas merupakan gambaran ideal dalam peranan dan tanggung-jawab masing-masing pribadi terhadap tugas dan pekerjaan yang ada, namun satu dalam hakekat dan tujuan. Peranan dan tanggung-jawab tersebut terpatri dalam dimensi Trinitas ekonomik, yang bergerak dalam peranan sebagai Konseptor, Inisiator, Eksekutor, dan Organisator. Sang Bapa meng-konsepsi serta meng-inisiasi karya penciptaan, penebusan, dan pemulihan atau penggenapan seluruh ciptaan melalui Sang Anak, Sang Eksekutor Agung yang melalui-Nya seluruh ciptaan dijadikan dan melalui Sang Anak pula seluruh ciptaan ditebus dalam dan melalui inkarnasi-Nya -- serta Roh Kudus, Sang Organisator Agung yang menghidupi dan meng-inhabitasi seluruh ciptaan, memeteraikan serta mengaplikasikan karya keselamatan tersebut bagi manusia dan seluruh alam semesta ciptaan-Nya.
- Kemuliaan bagi Sang Bapa melalui Sang Anak dalam kuasa Roh Kudus senantiasa menjadi titik kulminatif gerak perikhoresis Trinitas, yang jika diekstrapolasi dalam pendidikan Kristen menjadi pengetahuan, hikmat, dan kebenaran pendidikan Kristen ialah dari Sang Bapa melalui Sang Anak dalam kuasa Roh Kudus bagi dunia pendidikan Kristen via pendidik kepada peserta didik, dalam kuasa Roh Kudus melalui Sang Anak bagi kemuliaan Sang Bapa -- Sang Sumber pengetahuan, hikmat, dan kebenaran pendidikan Kristen.
- Dengan berefleksi pada dependensi, responsibilitas, akuntabilitas manusia yang begitu kompleks, holistik, dan komprehensif sehingga mencakup kognitif, afektis, konatif-emosi; baik ontologi, epistemologi, dan aksiologi; baik dalam konstruksi eksistensialis maupun fenomenologis -- terhadap Allah Tritunggal maka demikian juga harusnya pendidikan Kristen yang tidak hanya menyentuh ranah spiritual, namun juga intelektual dan emosional; tidak hanya menyentuh ranah konatif-emosi, namun juga kognitif dan afektif; tidak hanya menyentuh ranah aksiologi, namun juga ontologi dan epistemologi; tidak hanya mengkonstruksi problem fenomenologi, namun juga mengkonstruksi problem eksistensialis.
Bibliografi
Adiprasetya, Joas.
2013 An Imaginative Glimpse: The Trinity and Multiple Religious Participations. Princeton theological monograph series 198. Eugene, OR: Pickwick Publications.
Bracken, Joseph A.
2014 The World in the Trinity: Open-Ended Systems in Science and Religion. Minneapolis, MN: Fortress Press.
Callen, Barry L.
2004 Discerning the Divine: God in Christian Theology. Louisville & London: Westminster John Knox Press.