Punya anak yang senang jumpalitan kesana-kemari? Pernah merasa capek untuk menemani sang buah hati yang pergerakannya secepat kilat? Apakah mereka hanya bisa diam di tempat dengan waktu tak lebih dari sepuluh hitungan?
Siapa tahu anak Anda termasuk tipikal kinestetik.
Secara sederhana, ada tiga tipe belajar yaitu visual, auditori, dan kinestetik. Nah tipe yang disebutkan terakhir ini memungkinkan anak merasa bisa mempelajari sesuatu dengan cara bergerak aktif. Super aktif beda lho dengan hiperaktif.
Saya pribadi sudah mencoba melakukan langkah awal dalam memerhatikan tumbuh kembang anak. Sejak dalam kandungan, saya kok merasa yakin sekali anak ini akan tumbuh jadi pribadi yang lekat dengan kinestetik.
Indikatornya dari pergerakannya yang sangat masif. Bahkan ketika saya mulas dan mengejan untuk melahirkan pun, anak saya masih sangat aktif menendang perut. Alhasil saya jadi sesak dibuatnya dan agak kewalahan. Padahal menurut tenaga medis, biasanya bayi yang siap dilahirkan akan berkurang pergerakannya. Namun anak saya malah sebaliknya.
Sejak saat itu, saya selalu intens memerhatikan dan mencatat perkembangan apa saja yang berhasil dilalui dia. Saya sangat yakin bahwa setiap anak terlahir istimewa dengan bakat dan potensinya masing-masing. Saya tidak mau ketinggalan sedikitpun momen yang berkaitan dengan hal itu.
Saya perhatikan gerakan motoriknya pesat sekali. Saya stimulasi ia dengan memberikan buku-buku khusus bayi sejak usia tiga bulan. Seiring berjalan waktu, perlahan antusiasnya terbangun dengan caranya sendiri: cepat tanggap dengan respon berupa gerakan-gerakan.
Saking aktifnya, saat usianya belum genap setahun, dia pernah memanjat rak buku dan berlompatan dengan gymball hingga terjatuh. Alhasil gegar otak ringan. Dokter yang memeriksa hanya menganjurkan saya untuk tidak melarangnya. Beliau cuma menganjurkan kami sebagai orang dewasa untuk mengawasinya.
"Jika anak dilarang, itu akan mematikan potensinya. Lebih baik siapkan tenaga ekstra untuk mengawasi dan menjaga saja supaya tidak jatuh lagi." Begitu bunyi pesan sang dokter yang juga konsultan tumbuh kembang anak tersebut. Sepertinya dia sudah meyakini anak saya tipe kinestetik.
Saya niatkan diri untuk mengikutkan anak dalam tes potensi melalui sidik jari ketika dirinya berusia 1,5 tahun. Hasilnya memang seperti dugaan saya. Berlembar-lembar kertas yang dijelaskan oleh sang konsultan mendeskripsikan bagaimana kinstetik memengaruhi tindak tanduk anak saya sebanyak 70 persen. Suatu porsi yang amat besar.