Jam dinding di ruangan ini masih menampakkan angka 23.30. Sesosok lelaki tampak termenung sendirian di ruang tunggu.
Tatapannya lesu. Sesekali ia memejamkan mata sembari bibirnya merapalkan sesuatu. Seperti menggumamkan lafaz istighfar.
Ia pun berulang kali menghembuskan nafas yang berat. Seolah ada sesuatu yang mengganjal dalam dadanya.
"Malam, Mas," aku menyapanya.
Dia menoleh ke arahku. Tatapannya benar-benar pilu.