Apakah arti mimpi? Benarkah mimpi selalu menjadi pertanda? Bagaimana jika mimpi yang sama kerap hadir setiap malam? Akankah sesuatu terjadi? Terhitung sudah tiga kali bayangan itu muncul dalam mimpi Tami. Sebuah bayangan kabur yang kemudian mewujud menjadi gumpalan asap pekat.
Dalam mimpinya di malam yang pertama, Tami melihat segerombol makhluk terbang mendekati kamarnya. Tampak entitas tipis namun kuat yang menempel dan mengalun lembut di kedua lengan makhluk tersebut. Sepasang sepatu boots terpasang kuat di kedua kakinya.
Pemandangan yang lebih janggal adalah ukuran muka para makluk yang bulat besar hampir menutupi setengah tubuhnya. Tampilan mata berkilat berwarna merah bersemu hitam itu juga sungguh menegangkan. Tampak tombak di tangan kanan dan tabung silinder di tangan kirinya. Mereka saling berkomat-kamit seperti merapal sesuatu.
Tami tegang bukan kepalang. Ia seperti bukan bermimpi. Sensasi ini tampak begitu nyata. Namun anehnya ia tak bisa menggerakkan anggota badannya satu pun. Seperti terjebak dalam perangkap tak kasat mata. Tami memejamkan mata erat dan berharap sekumpulan entitas tak diundang itu segera hilang dari pandangan.
Ia menghitung sampai sepuluh. Perlahan dibukanya mata. Ajaib. Makhluk mengerikan itu mendadak tak ada. Namun malah muncul pemdangan lain: asap menggumpal dari bawah tempat tidurnya.
***
"Semalam mimpiku seperti itu, Bunda. Aku takut," ucap Tami menceritakan mimpinya tadi malam kepada Bunda.
"Mimpi itu bunga tidur, Sayang. Jangan lupa berdoa. Sekarang habiskan dulu sarapanmu ya. Nanti keburu dingin," jawab Bunda halus.
Malam hari pun tiba lagi. Sebelum tidur, Tami menuruti perintah Bunda untuk berdoa.
"Mungkin semalam aku ketiduran, sehingga lupa berdoa. Semoga mimpi kemarin nggak terulang lagi," katanya dalam hati.
Tak butuh waktu lama untuk Tami terlelap. Mimpi itu rupanya hadir lagi. Kali ini tak ada serombongan makhluk terbang yang muncul, tetapi kabut asap. Muncul dari bawah tempat tidurnya, asap itu bergerak perlahan memenuhi seluruh ruangan.