"Ya ampun udah umur segini kok belum kawin aja."
"Mau pilih kriteria kayak apa sih?"
"Gak takut keburu tua kalau kelamaan sendiri?"
Padahal ujaran itu bukan buat saya, tapi kok jadi sebal ya kalau dengar komentar kayak begitu? Hmm..
Saya punya beberapa teman yg menyatakan menunda nikah, ada juga yang secara mantap bilang nggak akan nikah. Berbagai alasan logis melatarbelakangi keputusan itu.
Ada yang ingin melanjutkan sekolah, ada yang fokus dengan karir dan usaha yang tengah melesat, ada yang mau menjaga orang tua yang udah sepuh, ada pula yang trauma dengan masalah keluarga.
Ada yang terguncang dengan hubungan sebelumnya, ada juga yang merasa belum ketemu calon pasangan yg setara, ada pun yang mengabdi pada negeri, sampai bahkan ada yang memang enggan menjalin ikatan.
Padahal jika dipandang secara tampang dan materi, mereka mumpuni banget lho. Nggak sedikit juga lawan jenis yang menyatakan perasaan. So, sebutan jomlo ngenes nggak tepat lah ya buat mereka.
Menurut saya, setiap orang berhak lho punya keputusan kayak gitu. Setiap manusia lahir dan tumbuh sepaket dengan segala pilihan dan keputusan yang ada di tangannya kan?
Lagipula kita semua adalah sesosok insan, bukan barang yang punya masa berlaku yang bisa kedaluwarsa. Kemanusiaan seseorang nggak bisa tuh dilihat dari penilaian apakah masih laku, nggak laku, atau udah keburu lapuk dimakan usia.
Saya pribadi memang memutuskan menikah. Namun saya juga nggak bermasalah kok dengan pandangan teman-teman saya tersebut. Mereka pun nggak bersoal dengan status saya saat ini.
Sebagai teman, kami memahami pilihan hidup masing-masing. Toh perjalanan dan pengalaman hidup setiap orang kan memang nggak bisa diseragamkan.
Menikah atau tidak menikah itu urusan pribadi. Privasi yg nggak perlu diusik sana sini. Jadi, buat kamu yang memilih melajang atas pilihan dan kesadaran sendiri, yuk ah bodo amat dengan omongan orang.
Lagipula mereka yang demen komentar itu memangnya pernikahannya sudah bahagia? Soalnya kalau bahagia, mana sempat nyinyirin kehidupan orang lain. ***