Lihat ke Halaman Asli

Trump Bikin Pasar Global Bergejolak?

Diperbarui: 10 November 2016   15:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah Trump berhasil menjadi presiden Amerika Serikat mengalahkan Clinton, sebagian besar warga Amerika kecewa. Bukan hanya warga biasa yang merasakan hal ini, para investor dan pemegang saham pun panik dan shock atas kemenangan Trump. Tampaknya hasil suara pilpres ini menyebabkan pasar saham di seluruh dunia bergejolak.

Trump telah menyebabkan penurunan bersejarah di pasar saham. Rabu (9/11) malam Indeks S & P 500 (500 perusahan saham dengan  modal besar) turun hingga 5 persen  dalam 9 hari berturut-turut. Hal ini merupakan peristiwa yang terjadi pertama kalinya dalam 36 tahun. begitu juga dengan indeks FTSE Inggris yang turun 4,7 persen, indeks MSCI Asia Pasifik turun 2,9 persen, dan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia ditutup turun 56,36 poin atau 1,03% ke level 5.414,32.

selain gejolak saham, beberapa nilai tukar uang mengalami guncangan. Nilai tukar Peso Meksiko terjun bebas 12 persen, pertama kalinya dalam sejarah. saat ini  investor lebih memilih menyimpan sahamnya dalam bentuk emas sebagai instrumen investasi aman dalam masa ketidakpastian. 

Wakil Presiden Riset Forex FXTM, Jameel Ahmad mengatakan bahwa investor benar-benar tidak siap atas kemenangan Donald Trump dan peristiwa ini mengingatkan Jameel terhadap peristiwa Brexit (British Exit) beberapa waktu lalu. Investor takut dengan ketidakpastian mengenai perdagangan, imigrasi dan ketegangan geopolitik dalam periode Trump. karena Trump mempunyai strategi yang tidak terduga, serta banyak berita menyebutkan bahwa beliau akan memperketat jalur perdagangan bebas.

Menurut analis dari Samuel Aset Management, Lana Soelistianingsih, Indonesia pun berpotensi terdampak kebijakan Trump, meski tak langsung. ekspor Cina akan terkena dampak yang besar jika Trump benar-benar protektif terhadap perdagangan bebas. "jika permintaan Amerika Serikat terhadap barang-barang China berkurang, maka permintaan Chinaterhadap bahan mentah dan barang setengah jadi Indonesia juga akan turun. Ekonomi China bisa melemah dan ekspor Indonesia (ke China) turun" Ucap Lana.

Kekhawatiran lain yang perlu diperhatikan adalah naiknya harga minyak mentah dunia, karena presiden AS yang berasal dari Partai Republik beberapa kali melakukan invasi ke negara lain. ketika harga minyak mentah naik, otomatis harga BBM juga naik dan berujung pada kenaikan inflasi. jika harga komoditas naik, begitu juga dengan harga komoditas pangan. menurut Lana, kenaikan kedua aspek penting ini menjadi inflasi yang bersifat double attack. kalau memang kondisi ini nyata terjadi, bisa saja target pemerintah untuk menjaga inflasi pada kisaran 4 persen di tahun 2017 bisa tidak tercapai. Lana memprediksi, target itu mungkin meleset dan inflasi berada di atas batas tersebut.

Namun para manajer investasi di AS berkata bahwa gejolak pasar keuangan ini hanyalah sementara. Setelah sekitar dua pekan, semuanya akan berjalan normal. "Karena ini merupakan reaksi spontan para pelaku pasar, kami perkirakan hanya akan berlangsung jangka pendek, bahkan bisa hanya sepekan. Kami yakin, Trump akan berhati-hati dalam menetapkan kebijakan, lebih ke yang propasar. Amerika kan juga punya kepentingan, mereka tidak akan tinggal diam melihat kondisi bursanya anjlok,” katanya kepada Investor Daily di Jakarta, Rabu (9/11) malam.

Untungnya, kamis (9/11) pagi ini IHSG dan pasar saham Asia seperti Asia Dow, Nikkei 225, Hang Seng, Shanghai, Sensex, Singapore  mulai mengalami kenaikan rata-rata sebesar 2.7 persen. Semoga di masa pemerintahan Trump yang akan datang, beliau bisa menstabilkan gejolak keuangan dan politik yang mungkin muncul dan mengurangi kejadian seperti ini. Semangat Mr. Trump! 

Sumber : beritasatu.com, huffingtonpost.com, marketwatch.com, kompas.com, tribunnews.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline