Lihat ke Halaman Asli

Menulis Proses Menjadi...

Diperbarui: 18 Juni 2015   04:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Menulis Proses Menjadi...

Menulis adalah jalan hidup yang saya pilih. Saya percaya itu, bahwa Tuhan memberi saya talenta untuk saya kembangkan, talenta itu, walau belum terlihat menjadi mutiara. Talenta yang Tuhan beri itu masih saya gosok, saya poles, artinya saya masih harus terus belajar dalam menulis. Saya menyadari itu potensi yang sudah saya tetapkan menjadi pekerjaan.

Sadar, belum hebat jadi penulis. Tulisan saya masih berproses, belum berkarakter. Maka berbagai kursus menulis, pelatihan menulis gratis; membaca ratusan buku-buku tentang menulis; bahkan bertanya dan bergaul dengan penulis-penulis senior yang beken-beken itu saya lakukan.

Saya sadar, saya belum penulis beken seperti mereka. Tetapi, harapan satu waktu nanti...heheh. Sebagai penulis yang sudah menentapkan pilihan menjadi penulis saya harus sabar dan tetap fokus pada pilihan. Slogan saya, menulis adalah proses belajar dan ruang untuk memberi, memberi kemamfaatan, menyemangati bahkan bila perlu mengkritisi. Sudah sepuluh tahun saya menemukan dan membuat pilihan menjadi penulis. Namun, masalahnya profesi menulis yang saya pilih belum memberikan kehidupan yang layak.

Pilihan itu adalah jalan hidup. Kalau bukan di tempat yang tulisan-tulisan saya dibaca, saya yakin, punya pengharapan bahwa kelak di tempat lain, orang lain, lembaga lain akan menghargai itu.Apakah harus dibayar baru saya tulis? Bukankah lebih mulia kalau bisa memberi, menulis tak dibayar? Atau, jangan-jangan saya hanya menyenangkan diri, atau memang apa yang saya tulis tidak dianggap penting?

Lebih banyak tulisan yang saya buat tidak pernah dibayar, atau dihargai dengan materi. Istilah teman saya, disuruh bekerja tetapi tidak diberikan air untuk dahaga. Terkadang saya berpikir, apakah saya teruskan...namun yang selalu mengelayut pikiran, terus berkarya...jangan berhenti berkarya, satu saat nanti, itulah pengharapan. Walau gratisan, jarang dibayar, tidak dibayar, saya akan teruskan menulis. Sampai tulisan ini saya buat, komitmen awal menjadi penulis itu masih saya pegang, saya yakini menulis adalah profesi mulia. Dan masih tetap sadar menulis adalah proses, menjadi apa saya kelak




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline