Lihat ke Halaman Asli

Model Kepemimpinan Masa Depan di Industri Perhotelan

Diperbarui: 8 Oktober 2016   00:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Dalam Industri hotel setiap pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan dituntut kualitas yang prima. Sehingga, janji-janji hotel dalam memenuhi harapan tamu dapat terpenuhi.

Industri hotel memang unique, karena menuntut setiap pelaku didalamnya untuk dapat menghasilkan “kualitas prima”dalam pelayanan. Oleh karena itu, setiap insan hotelier dituntut untuk dapat mengerjakan setiap detail dari “prosess” yg dilalui.

Oleh karena itu, pendekatan kepemimpinan yang tepat adalah dengan menganut prinsip “Soft Leadership” yg dikembangkan oleh mbah Prof M.S. Rao yakni sebuah pedoman kepemimpinan yang mengedepankan “hubungan manusia” didalam melakukan sebuah “proses kerja“.

Soft Leadership ini juga digadang-gadang akan menjadi sebuah “Leadership Masa Depan” yang menurut mbah Stephen R. Covey bahwa kepemimpinan masa depan akan lebih mengutamakanhubungan antar sesama manusiaatau bahasa jawanya “Ngewongke Ewong”. Beliau mengatakan “always treat your employees exactly as you want them to treat your best customer”. 

Lalu, apa langkah kongkrit yang bisa Anda lakukan untuk dapat menerapkan konsep Soft Leadership ini? 

Merujuk pada buku “The Prisma Way” yang ditulis oleh mbah Januar Darmawan Ph.D, maka terdapat empat poin penting dalam memimpin, diantaranya:

1. Pemimpin Jangan Sok Tahu

Apakah seorang General Manager dihotel dapat menguasai semua jenis dan bidang pekerjaan di hotel? Jawabannya tentu saja mustahil, mereka mungkin mengetahui, tapi belum tentu dapat melakukannya.

Oleh karena itu, kerendahan hati seorang pemimpin sangat diperhitungkan dalam memimpin, terutama untuk belajar danbertanya kepada ahli dibidangnya masing-masing ketika menghadapi permasalahan, berdiskusi dengan team, sehingga Anda akan dapat mengambil keputusan dengan tepat dan cermat. Hilangkan ego dan gunakan kecerdasan emosi dalam menghadapi situasi-situasi sulit.

2. Pemimpin Mengetahui Kapasitas dan Kemampuan Bawahan

Sesuper apa pun seseorang, pasti ada batasnya. Oleh karena itu,  dengan mengetahui batasan kompetensi yg dimiliki bawahannya, maka pemimpin dapat memberikan target yang tepat, mengelola kebutuhan pelatihan untuk meningkatkan level kompetensi dan merancang proyeksi bisnis dengan tepat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline