Lihat ke Halaman Asli

Mengenal Gaya Kepemimpinan di Industri Hotel

Diperbarui: 19 September 2016   20:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

hotelier.co.id - bila membaca judulnya maka sudah jelas bahwa tulisan ini akan mengacu kepada berbagai gaya Kepemimpinan dan terdapat banyak sekali gaya kepemimpinan yang bisa diterapkan dihotel. Namun, dalam artikel ini kita akan hanya mengupas tiga gaya saja yah, plus satu gaya paduan. 

Pertama Gaya Autocratic 

Autocratic berasal dari bahasa yunani yang dapat diterjemahkan sebagai “one who rules by himself” (Wikipedia, 2009). Autocratic leadership adalah style kepemimpinan yang menuntut adanya kepatuhan penuh dari bawahannya tanpa meminta adanya pembangkangan atau keraguan. Style kepemimpinan seperti ini senangnya membuat keputusan berdasarkan pemikiran sendiri dan jarang sekali mau menerima masukan orang lain. Autocratic leadership bersifat absolute dan mengontrol total bawahannya (Lewin, 1939). Dalam gaya ini, innovasi di hotel tidak berjalan dengan baik, namun peran kontrol pemimpin sangat kental dalam mengendalikan situasi.  

Kedua Gaya  Democratic Leadership 

Democratic leadership adalah style kepemimpinan yang melibatkan partisipasi bawahan dalam pengambilan keputusan organisasi. Pemimpin hanya bertindak berdasarkan kepercayaan, integrity, kejujuran, equality, openness dan mutual respect. Democratic leadership mengakui, menghormati dan memperhatikan orang lain dengan mendengarkan dan memahami dengan empathetic. Mereka memotivasi bawahan agar terus mencapai kemampuan dan hasrat tertingginya. 

Democratic leadership mempunyai penekanan akan pentingnya kerjasama tim sementara dirinya memposisikan sebagai fasilitator untuk membangun sinergi antara individu didalam kelompok. Democratic leadership sangat memahami kesalahan dan lebih memilih reward dibandingkan dengan punishment (MacGrefor, 2004). Gaya ini sangat cocok digunakan  bila hotel Anda menerapkan budaya kreatif dalam korporasi Anda dan mirip sekali dengan gaya Creative Leadership.    

Ketiga Gaya Delegative Leadership 

Gaya ini disebut juga Laissez-Faire, Delegative Leadership adalah seseorang yang percaya akan kebebasan memilih kepada bawahannya dan lebih membiarkan bawahannya sendiri sehingga mereka dapat melakukan apa yang mereka mau. Kenapa pemimpin menyerahkan kepercayaan begitu saja kepada sang bawahan? 

Pertama, dia sangat yakin bahwa bawahannya sangat paham dengan pekerjaannya. Kedua, dia mungkin berada dalam lingkungan politik, dimana dia tidak dapat melakukan apapun karena ketakutan tidak dipilh kembali oleh pendukungnya. Delegative Leadership dicirikan dengan jarangnya pemimpin memberikan arahan, keputusan diserahkan kepada bawahan, dan diharapkan anggota organisasi dapat menyelesaikan permasalahannya sendiri (MacGrefor, 2004).

Celakanya, bila kita salah menerapkan ketiga gaya tersebut, maka Anda bisa terjebak kedalam gaya "Leadership Ala Cowboy". Gaya ini  umumya, mereka hanya menghendaki keinginannya dalam mengambil keputusan tanpa melihat situasi yang sedang dihadapi (autocratic) atau mereka terlalu percaya kepada sang bawahannya terpelas bahawan tersebut memiliki kompetensi atau tidak (delegative)

Bisa juga, pemimpin terus-terusan berdiskusi dengan bawahan dalam mengambil keputusan apa pun, sehingga bawahan meresa selalu ingin diperhatikan, terlepas mereka sudah mampu untuk melakukan pekerjaannya (Democratic)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline