Lihat ke Halaman Asli

hotdiana nababan nababan

Seorang guru yang ingin berbagi

Ternyata Ini Alasan Mengapa Guru Penggerak Digadang-gadang Menjadi Kepala Sekolah

Diperbarui: 4 Oktober 2021   14:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kelas D CGP Angkatan 3 Labuhan Batu di Lokakarya 2, Sabtu 2 Oktober 2021

Mengapa Calon Guru Penggerak (CGP) digadang-gadang menjadi kepala sekolah ternyata ada di pembelajaran yang didapatkan selama mengikuti pendidikan guru penggerak. Selain dilatih kepemimpinan pembelajaran di kelas, mereka juga dibekali kepemimpinan manajamen dan pengembangan sekolah.

Calon Guru Penggerak (CGP) mengikuti program guru penggerak selama sembilan bulan. CGP  ini sangat istimewa dan diperhatikan. Perhatian itu lewat daring melalui fasilitator dan instruktur.  Selain itu, mereka juga akan didampingi pengajar praktik yang akan berkunjung sekali sebulan melihat aksi nyata CGP di sekolah masing-masing. Pengajar praktik akan melakukan coaching membantu CGP melihat masalah mereka dan menemukan solusi atas masalah tersebut.

Selain itu, ada juga lokakarya sekali sebulan. Lokakarya perdana mereka belajar mengenal Pendidikan Guru Penggerak (PGP). Lokakarya pertama belajar pengembangan diri dan lokakarya kedua belajar sebuah komunitas praktisi. Terkhusus lokakarya kedua ini terasa istimewa karena sejak resmi menjadi CGP angkatan 3 Labuhanbatu Agustus 2021 lalu, baru kali ini lokakarya dilakukan luring pada Sabtu, 2 Oktober 2021 lalu di Hotel Permata Land Rantauprapat.

Komunitas praktisi adalah sekelompok individu yang memiliki semangat dan kegelisahan  yang sama. CGP  diajak menganalisis  dan membuat rencana penerapan komunitas praktisi di sekolah masing-masing mulai dari merintis, menumbuhkan dan merawat. Yang luar biasa adalah banyak CGP ini sudah berpengalaman membentuk sebuah komunitas baik KKG, MGMP  dll. Hal ini tentu karena mereka sudah melakukan pergerakkan sehingga disebut calon guru penggerak.

Calon guru penggerak diseleksi selama hampir delapan bulan mulai dari administrasi kemudian psikotes, esai,  simulasi mengajar hingga wawancara. Apa yang membuat mereka lulus adalah karena calon guru penggerak ini sudah melakukan pergerakan lewat praktik-praktik baik  akan terus bergerak di dalam program Pendidikan Guru Penggerak (PGP). Nah apa yang membuat mereka bergerak ? Tentu saja karena panggilan mereka menjadi guru dan saya yakin setiap guru juga terpanggil untuk melakukan pergerakan oleh karena adanya keresahan dan kegelisahan di dalam kelas masing-masing untuk melakukan perubahan. Salut kepada guru-guru yang terus melakukan pergerakan di luar sana yang mungkin tidak terekam Dapodik, SIM PKB bahkan oleh program PGP ini. 

Berbagai Metode Mengajar

Selain ilmu yang didapat dalam lokakarya ada juga ilmu metode mengajar yang dapat dicontoh dari lokakarya tersebut antara lain :

1. Metode praktik

Awalnya peserta diminta menuliskan kesulitan-kesulitan yang mereka alami selama dua bulan terakhir, kemudian dibantu fasilitator memetakan atau mengelompokkan masalah-masalah tersebut kemudian mencari solusi bersama dari pemetaan masalah tersebut. Ketika peserta sudah mempraktikkan, kemudian diminta merefleksikan manfaat yang didapat dari kegiatan yang baru saja disebutkan maka beritahulah bahwa apa saja yang baru dilakukan itu adalah komunitas praktisi. Berangkat dari praktek baru teori. Sudah terasa manfaatnya baru kemudian peserta didorong untuk merintis sebuah komunitas praktisi di sekolah masing-masing.

2. Bedah modul

Peserta dibagi dalam beberapa kelompok kemudian tiap kelompok membedah modul yang topiknya berbeda. Setelah itu dibentuk kelompok yang baru dimana tiap kelompok terdiri atas anggota yang baru. Setiap peserta diminta bercerita topik apa yang didapat dari modul yang dibahas di kelompok awal tadi.

3. Wisata Belajar

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline