Selalu dipandang sebelah mata hingga mendapat predikat maskapai terburuk, Lion Air Group tumbuh dengan mengejutkan. Lion Air Group menjadi salah satu perusahaan dengan strategi diversifikasi bisnis paling berani. Meskipun merugi, mereka ekspansi dengan baik.
Pandemi terjadi, Lion Group tetap solid menjaga posisinya. Mereka bahkan tumbuh dengan kirana. Mengapa sinar Lion Air Group tak pudar? Mengapa mereka masuk contoh diversifikasi paling berani nan terbaik?
Diversifikasi Penerbangan (Super Air Jet)
Teori Ansoff Matrix yang sering digunakan/diperkenalkan untuk anak kuliah atau pebisnis umumnya adalah 4 kuadran/kotak. Jika melihat dari diversifikasi, penulis melihat Lion menggunakan 9 kuadran which is insane. Bentuk kuadrannya sebagai berikut.
Sebelum pandemi, Lion Air Group memiliki maskapai penerbangan meliputi Lion Air, Batik Air, Wings Air, Batir Air Malaysia, dan Thai Air. Saat pandemi datang (2021), Lion Air Group secara tiba-tiba memperkenalkan Super Air Jet. Super Air Jet merupakan bentuk produk yang masuk kategori orange di gambar dan bisa dikatakan sukses.
Super Air Jet termasuk penerbangan kategori low-cost carrier, bersaing dengan Lion Air, Air Asia, dan Citilink. Penyebab Super Air Jet bisa diterima dengan baik di pasar karena waktu dan kemasannya. Super Air Jet dikemas lebih kekinian dengan pakaian pramugari lebih stylish. Selain itu, timing peluncuran Super Air Jet sangat pas yaitu ketika syarat dan protokol sudah diterapkan (Maret 2021). Saat itu, Garuda Indonesia dan anak usahanya berkutat di permasalahan keuangan.
Diversifikasi produk seperti Super Air Jet termasuk diversifikasi paling berani dan berisiko. Secara kasat mata, Super Air Jet sebenarnya mengambil konsumen Lion Air sekaligus Citilink yang berketepatan sedang kesulitan keuangan sehingga harga tiket sangat bersaing. Perbandingan harga tiket maskapai 2023 di tiket.com menjadi Lion Air Rp797 ribu, Super Air Jet Rp864 ribu, Air Asia Rp896 ribu, dan Citilink Rp1 juta. Kehadiran Super Air Jet sebenarnya bisa saja membuat pasar Lion Air berkurang. jika Citilink dalam kondisi finansial yang sehat, seharusnya harga tiket akan bersaing.
Sesuai namanya Lion, Lion Air Group benar-benar menandai teritori kekuasaan mereka di pasar low-cost carrier dan menyingkirkan Citilink. Pada 2021, INACA menyebutkan Lion Air Group bersama anak usahanya menguasai 60% penerbangan domestik. Penulis yakin Lion Air Group setidaknya dapat menguasai 63 - 66% pangsa pasar domestik setelah ada Super Air Jet.
Diversifikasi Bisnis