Lihat ke Halaman Asli

Geraldo Horios

没有人 v ホセ

Ramai-Ramai Buat Bank Digital, Apa Bedanya Sampai Perlu Akuisisi?

Diperbarui: 2 Mei 2022   22:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahun 2020 dan 2021 menjadi salah satu tahun dengan aksi korporasi yang sangat masif. Salah satunya berkaitan dengan Bank Digital. Banyak aksi yang terlaksana seperti Akusisi Bank Royal oleh Bank BCA, akuisisi Bank Bisnis oleh Kredivo, Ajaib masuk ke Bank Bumi Arta dan lain sebagainya. 

Baru ini Bank BNI juga akan mencaplok Bank Mayora untuk membentuk bank digital. Lalu apa tujuan akuisisi ini, terutama bagi perbankan dan finansial teknologi (fintek) sendiri?

Mengutip dari artikel kontan, Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), Trioksa Siahaan melihat maraknya akuisisi bank yang dilakukan fintech lantaran perusahaan teknologi finansial butuh bank untuk mempercepat pemasaran produknya. 

Di sisi lain,  bank juga membutuhkan modal dari investor untuk memenuhi ketentuan dari regulator terkait modal inti dan membutuhkan sistem fintech untuk dapat diterapkan agar bisa bersaing dari sisi teknologi sehingga lebih efisien. "Itulah kenapa bank dan fintech akan menciptakan sinergi dan saling menguntungkan. Dampak positif bagi bank adalah tambahan modal dan teknologi digital yang dibawa oleh fintech ke bank," terang Trioksa. 

Sedangkan bagi perbankan seperti Bank BCA yang dikutip dari bisnis, pembentukan bank digital untuk segmen pasar yang berbeda (17 - 25 tahun, 44%) dan memberikan pengalaman transaksi yang lebih mudah dan nyaman. Sebenarnya model bisnis sama saja. Saya sebagai penulis tidak menemukan hal yang sangat krusial dan keuntungan lebih untuk akuisisi kecuali untuk mengambil pelanggan yang  dimiliki oleh bank yang akan diakuisisi. 

Hal ini yang mungkin dipikirkan oleh Bank BNI saat ingin mengakuisis Bank Mayora. But here is the thing, saya setuju atas akuisisi ini meskipun tidak terlalu signifikan berpengaruh. Hal ini dikarenakan jumlah bank di Indonesia sangat banyak. SPI menyebutkan ada 107 bank per Juli 2021, berasal dari bank swasta, bank BUMN, dan masih ada bank daerah. Its ridiculous. 

Meskipun Indonesia negara yang besar, 107 termasuk jumlah yang sangat besar di Indonesia. Terlepas aksi korporasi akuisisi, merger, atau apapun yang berkaitan dengan Bank. Potensi bank digital di Indonesia menjadi ladang yang menarik bagi perbankan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline