Lihat ke Halaman Asli

Y. Edward Horas S.

TERVERIFIKASI

Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Puisi: Percakapan Hari-Hari

Diperbarui: 19 November 2021   21:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi percakapan, sumber: Pixabay

Suatu ketika, secara sembunyi, aku melihat hari-hari saling berkumpul. Hari ini mengintip dari balik jendela hari kemarin. Hari esok menunggu di depan pintu rumah hari ini. Angin tanpa kuminta, mengabarkan pembicaraan mereka.

"Mengapa ia susah sekali melupakan masa lalu ketika engkau ada?" tanya hari ini kepada hari kemarin. Hari kemarin hanya diam. Membisu tanpa sepatah kata.

"Mengapa pula ia sukar melepas harap pada masa depan ketika engkau ada?" tanya hari ini kepada hari esok. Hari esok tergelak-gelak. Tawanya melambung ke langit.

"Mengapa engkau bertanya demikian?" tanya hari kemarin dan hari esok serempak. Tanpa basa-basi, hari ini menyahut, "Ia tidak pernah menikmati ketika aku hadir. Ia menghabiskan terlalu banyak tenaga dan waktu, memayahkan dirinya, untuk kau dan kau! Aku cemburu."

Angin sebetulnya masih menyimpan sisa percakapan mereka, tetapi aku terburu berpikir. Aku menutup telingaku dari mendengar. Kurasa aku tahu, siapa ia yang sedang mereka bincangkan.
...
Jakarta
19 November 2021

Sang Babu Rakyat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline