Aku tahu, kau berteman akrab dengan kata-kata.
Mereka sudah berdiri di tepi tempat tidurmu, ketika kau baru saja membuka matamu.
Mereka berada terus mengikutimu, ketika kau sedang menjalani hidup, yang tentu sulit kau tahu berbagai rahasia dan misteri tentang itu.
Dalam siratan bahagia yang terlukis di senyummu, kata-kata itu sudah mengumpul di benakmu, kendati tidak kau ucapkan, karena barangkali kau lebih suka menghamburkannya di atas kertas daripada melayang di udara.
Waktu emosi hinggap menguasaimu, aku yakin, kata-kata itu tetap ada bersamamu, walaupun kau memilih mengendapkannya pada suatu bagian entah di mana dalam dirimu, daripada membiarkannya berkeliaran melukai orang-orang di sekitarmu.
Sebelum kau mengakhiri hari-hari dalam tidur lelapmu, aku tahu, kata-kata itu masih berbisik di telingamu. Dalam mimpimu pun, kau masih bermain dengan kata-kata itu.
Ah! Aku sebetulnya tidak suka menebak-nebak. Tetapi, itulah yang kutangkap dari kata-katamu, yang terus saja berhasil menyiratkan perasaan entah apa, membuat orang-orang tidak berhenti mengagumimu, sampai tidak mampu sekadar berkata-kata.
Aku paham, khusus hari ini, kau kehabisan kata-kata. Kau lihat, banyak teman menyayangimu. Kau simak, Yang Kuasa masih menjagamu. Kau tengok, sehat belum pindah dari ragamu. Tidak ada kata-kata yang bisa menggambarkan itu.
Tetaplah berkarya dengan kata-kata, wahai pujangga. Aku tahu, tanpa kuminta pun, kau pasti melakukannya. Kau tidak bisa hidup tanpa kata-kata. Kau tidak akan sanggup memungkirinya.
...