Lihat ke Halaman Asli

Y. Edward Horas S.

TERVERIFIKASI

Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Sedikit Taktik untuk Menentukan Judul Cerpen yang Menarik

Diperbarui: 29 September 2021   13:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi menulis judul cerpen, sumber: Thinkstock via wolipop.detik.com

Tulisan ini adalah edisi kedua dari tulisan berjudul "Bahasan Seputar Judul Cerpen". Di sana, saya membahas bagaimana pengaruh nama pengarang pada pemilihan judul.

Jika sudah begitu terkenal, mau judul biasa saja atau memikat, tidak terlalu berpengaruh pada pembaca penggemarnya. Mereka sudah paham, tentu kualitas cerpen menarik di tangan ahlinya.

Selain itu, saya juga menjelaskan saat-saat di mana sebaiknya menentukan judul cerpen jika merasa kebingungan. Kali ini saya ingin membahas lebih sempit seputar apa yang sebaiknya disajikan sebagai judul cerpen.

Selama mengarang cerpen, saya selalu memakai dua kacamata: kacamata pengarang dan kacamata pembaca. Selain sebagai pengarang, saya juga seorang penikmat cerpen, baik dengan membaca maupun mendengar rekaman.

Hal kedua setelah mengetahui siapa nama pengarang adalah seberapa menarik judul cerpen, sehingga saya memutuskan untuk lanjut menikmati isinya.

Dibilang mudah menentukan judul, tidak juga. Ternilai sulit, tidak terlalu. Gampang-gampang susahnya. Saya pernah galau gara-gara judul. Tetapi, dalam kegampangan dan kesulitannya, ada titik krusial yang menentukan cerpen jadi dibaca atau dilewatkan begitu saja.

Beberapa contoh di bawah barangkali bisa menjadi pertimbangan bagi Anda yang ingin menentukan judul. Tidak harus seperti demikian. Yang dirasa lebih enak oleh Anda pun silakan.

Tidak berupa pesan moral

Pesan moral adalah salah satu bagian dari penyusunan cerpen. Ini harus ada dan disampaikan baik tersirat maupun tersurat. Sayangnya, sebagian kita kurang tertarik membaca dan mendengar nasihat. Ya, pesan moral pasti adalah nasihat.

Lebih baik kita tidak menjadikan pesan moral sebagai judul. Itu seperti ditangkap lebih kepada cerita yang hendak menjelaskan khotbah atau nilai agama. Itu sudah didapatkan saat pendidikan agama atau ajaran dari orangtua.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline