Lihat ke Halaman Asli

Y. Edward Horas S.

TERVERIFIKASI

Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Soto Lamongan, Koyanya Selalu Bikin Lidah Bergoyang

Diperbarui: 12 September 2021   01:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya termasuk pecinta setia kuliner tertentu. Jika telanjur suka, saya enggan beranjak darinya. Kata KLa Project, tak bisa ke lain hati. Sudah kepincut. Kesetiaan itu tidak ada beda dengan sikap saya sama doi. Halah!

Adalah Soto Lamongan, satu dari sekian banyak soto Nusantara yang tidak pernah kalah enak jika saling dibandingkan rasanya. Di Jakarta Pusat, saya punya warung langganan. Tidak perlu berlama-lama, berikut liputan seputar makanan favorit saya, eksklusif untuk Kompasiana.

Gerobak yang unik

Sebelum menikmati kelezatan soto, mari kita lihat keunikan gerobak penjualnya. Sebetulnya, sama dengan sebagian penjual soto lain, gerobak berbahan kayu yang didorong dengan roda. Jika menetap di warung, diberi penyangga di bawah. Sama pula terdapat beberapa bahan-bahan soto di sekitar meja gerobak.

Gerobak soto yang menetap di warung, sumber: dokumentasi pribadi

Yang unik adalah ada satu sisi bagian dalam gerobak berupa papan kayu yang dipasang miring, lantas dipakukan beberapa paku besar. Paku itu menempel kuat. Setelah papan diberi alas daun pisang, pada paku ditancapkan ayam utuh yang sudah dimasak dengan bumbu kuning. Biasanya dua atau tiga ekor.

Papan kayu beralas daun pisang yang ditancapkan ayam bumbu kuning, sumber: dokumentasi pribadi

Ayam ini sebagai persediaan jika ayam suwiran di nampan sudah habis. Penjual akan mengambilnya, memotong beberapa bagian, kemudian mengiris kecil-kecil.

Pada sisi lain, dandang sebagai tempat untuk kuah soto pun khas. Berbentuk lonjong dan tabung ke bawah, cukup dalam sehingga bisa memuat banyak liter kuah, dan mulut dandang berbentuk lingkaran terbuka lebar.

Dandang soto Lamongan, sumber: dokumentasi pribadi

Komposisi bahan-bahan soto

"Biasa, Mas?" tanya penjual soto pada saya. "Iya," jawab saya sambil menelan ludah. Siang itu begitu terik. Saya belum sarapan. Perut sudah sangat lapar. Semangkuk soto hangat pasti lezat dan mengenyangkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline