Kompas, ada seseorang di Serang, Banten, menolak memakai masker. Saat dicegat petugas, ia adu mulut. Ia bersikeras tidak memakai masker, karena percaya bahwa Covid-19 tidak ada.
Saya begitu gemas setelah membaca dan menyaksikan dua berita baru-baru ini. Pertama, berdasarkanDia pun merasa bahwa tidak memakai masker adalah haknya yang harus dihargai.
Akhirnya, setelah diberi pencerahan, ia meminta maaf. Ia pun mengaku bahwa perbuatannya tidak memakai masker telah melanggar protokol kesehatan.
Kedua, tentang seorang mahasiswa yang sedang berbincang dengan Gubernur Jawa Tengah, Bapak Ganjar Pranowo. Beliau menegur mahasiswa yang ternyata positif Covid-19, karena tidak memakai masker.
Sekali lagi, dalih memakai masker adalah hak pribadi digunakan untuk membela diri. Semua orang harus menghormati hak masing-masing.
Tetapi, apakah bermasker itu hak pribadi? Apakah tidak bermasker wajib dihormati? Sekarang ini?
Hak pribadi wajib dihormati
Semua orang bebas melaksanakan hak pribadi tanpa boleh diganggu orang. Bebas makan sekenyangnya, minum semaunya, mencari jodoh secocoknya, tidur-tiduran di rumah selamanya, bermalas-malasan pun tidak ada yang larang.
Bahkan, menggunakan obat-obatan terlarang dan minum minuman keras (meskipun agama dan pemerintah sangat melarang), itu tetap hak. Sesuatu yang boleh dilakukan atau tidak dilakukan oleh seseorang, yang dipikir dan dirasa memberi manfaat baginya.
Pada hakikat, semua manusia dianugerahi akal pikir dari Yang Kuasa. Setiap orang dewasa seyogianya sudah bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Mana yang harus dilakukan, mana yang perlu ditinggalkan.