Lihat ke Halaman Asli

Y. Edward Horas S.

TERVERIFIKASI

Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Mengapa yang Dadakan Lebih Sering Jadi daripada yang Terencana?

Diperbarui: 16 Juni 2021   15:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi makan siang dadakan bersama teman kantor, sumber: Thinkstock

Hari sudah mulai malam. Grup WA itu masih ramai. Beberapa anggotanya memberi usul, kapan sebaiknya jadwal menonton film bersama diselenggarakan. Masing-masing saling mengajukan pilihan hari dan jam.

Setelah sejam berlangsung, akhirnya waktu telah disepakati. Besok pukul tujuh malam di bioskop biasa. Saat waktunya tiba, dua tiga orang dengan berbagai alasan mengundurkan diri. Acara batal.

Dalam interaksi sosial dengan anggota keluarga, teman, sahabat, atau rekan kerja, kita sering mengadakan acara bersama yang diharapkan dimeriahkan dengan kehadiran seluruh anggota.

Euforia kebersamaan berlanjut, dari yang tadinya hanya di indekos menjadi di mal. Dari yang selama ini bertemu dalam rumah, menjadi berlibur bersama di kebun binatang.

Semua mendapat suasana baru dan dapat saling bercerita kebahagiaan satu sama lain. Hubungan keakraban kian terjalin erat. Kelebihan dan kekurangan masing-masing semakin mudah terlihat. Masing-masing gampang memaklumi pula. Merelakan diri untuk menerimanya demi tetap menjadi saudara.

Dari sekian banyak acara yang dilangsungkan bersama, pernahkah Anda sadar bahwa acara yang diatur terencana lebih sering gagal dihadiri semua anggota daripada yang dadakan?

Dadakan di sini maksudnya ajakan terjadi spontan oleh salah satu anggota ketika kebetulan sedang bersama-sama.

Saya kerap mengalami. Meskipun sudah diatur baik meliputi transportasi apa yang hendak digunakan, di mana titik kumpulnya, kegiatan apa saja yang akan dilakukan, sampai kepada batas waktu acara selesai, tetap saja acara itu sulit dihadiri semua. Bahkan, bisa batal terjadi.

Lebih sering lagi soal saat makan siang bersama dengan rekan kerja sekantor. Perhatikan deh! Setiap kali kita mengadakan janjian untuk makan siang di satu rumah makan yang terkenal dengan menu spesialnya, kerap ada satu dua rekan yang tidak bisa menghadiri. 

Ada alasan pekerjaan belum selesai. Ada yang sedang malas keluar. Ada yang tidak bisa tanpa menjelaskan alasan. Semua berpendapat dari ruangannya masing-masing. Percakapan menjengkelkan -- terutama bagi si pengajak -- hanya terjalin lewat grup Whatsapp.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline