Seorang wanita meletakkan kepalanya di atas perut seorang lelaki. Ia sedikit tersenyum. "Wah! Papa baru menikah sudah "hamil". Mama saja belum isi-isi nih!" katanya sembari menggoda dan mengelus perut suaminya yang buncit itu.
Suaminya hanya tertawa. Ia mendengar dan memahami candaan istrinya yang kerap kali diulangi. Kendati sesekali tersinggung, ia memilih mengalah dan diam.
Berapa banyak artikel tentang body shaming yang telah Anda baca? Apa saja bagian fisik yang kerap mengalami body shaming? Sudahkah Anda hitung total keluhan dan kekecewaan yang tertulis di media massa soal body shaming?
Berhubung artikel ini berbahasa Indonesia, untuk selanjutnya kita ganti body shaming dengan celaan fisik.
Dari ketiga pertanyaan di atas, adakah Anda membacanya berdasarkan tulisan seorang pria? Saya yakin jarang. Betapa langka. Rata-rata kaum hawa yang sering dan begitu lantang menyuarakannya. Sangat berani dan beberapa di antaranya adalah pernyataan korban secara langsung.
Kita sudah mafhum, celaan fisik identik dengan penghinaan fisik atas tubuh wanita. Entah itu dipercakapkan langsung atau dijadikan bahan bercandaan saat kumpul bersama.
Ada yang tersinggung. Tidak terima bagian fisiknya dilecehkan. Bisa berhari-hari menjadi pikiran. Menyesakkan perasaan dan menjengkelkan. Jika tidak mampu mengendalikan emosi, marah di tempat mungkin terjadi.
Sementara pria, apakah tidak pernah mengalaminya?
Pengertian celaan fisik