Seorang lelaki makan dengan lahap di atas meja. Menu kesukaannya, semangkuk soto ayam, tersaji hangat. Ia menyantapnya sampai habis. Matanya seraya melihat sesuatu, yang begitu menarik perhatiannya belakangan ini.
Sesekali ia tersenyum. Ia menganga pun pernah. Ia berpikir, bisa-bisanya terjadi hal yang tidak lazim, antara manusia dengan hewannya. Simbiosis mutualisme yang menguntungkan.
Saya akhir-akhir ini sedang keranjingan menonton akting seekor hewan yang sangat tidak biasa di salah satu platform media sosial. Hewan ini kerap ditemukan di alam liar, layaknya sungai di sekitar lingkungan berhabitat basah.
Namanya Otter. Awalnya saya kira berang-berang. Wujudnya hampir sama. Ternyata bukan. Saya suka melihat tingkah lakunya, betapa imut badannya saat bergerak, kelincahan berlari ke sana-sini, bisa diperintah, rakusnya waktu makan, dan lainnya.
Yang lebih membuat terpukau, Otter ini dipelihara oleh seseorang dalam rumahnya. Otomatis, terjadi perbedaan habitat dari semula liar menjadi buatan.
Otter wajib beradaptasi. Melihat kesehatan dan keriangannya, saya kira pemiliknya berhasil merawat dan membuatnya nyaman dengan lingkungan dalam rumah. Selengkapnya, Anda dapat cek di bawah ini, ketika si Otter sedang makan daging ikan Salmon yang merah merona.
Fenomena serupa
Hal lain yang serupa juga kerap saya temui di media sosial lain. Anjing dari berbagai ras sering dipertontonkan oleh para pemiliknya. Mulai dari yang kecil seperti Cihua-hua sampai sebesar Saint Bernard, ada. Mereka begitu jinak dan patuh pada pemiliknya.
Di samping itu, masih ada kucing dengan bulu dan belang warnanya yang begitu menggemaskan. Kesehariannya bersama pemilik direkam dengan apik dan ditampilkan sebagai hiburan yang memikat banyak orang. Khususnya, para pecinta binatang.