Lihat ke Halaman Asli

Y. Edward Horas S.

TERVERIFIKASI

Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Menyelisik Kegemaran Sebagian Kita Perihal Debat

Diperbarui: 23 Mei 2021   19:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi berdebat, sumber: okezone.com

Seorang lelaki melihat ponselnya. Ada pesan tidak biasa, masuk. Ia diminta bantuan untuk mengirimkan username ke orang yang baru saja meneleponnya. Kata orang itu, username itu salah kirim.

Tanpa curiga, ia melakukannya. Seorang teman mendekatinya. Teman itu bertanya, apa yang ia kerjakan? Teman itu menyadari, ia sedang dikerjain seseorang.

Saya pernah mengalami akun ojek daring hampir diretas. Saldo depositnya saat itu masih seratus ribu. Saya jujur orangnya polos dalam hal diminta bantuan. Gampang tergerak.

"Mas, jangan kirim lagi!" seru teman itu. Ia bertanya, "Memang kenapa, Bro?" Teman itu tersenyum. Teman itu pernah mengalami kejadian sama. "Akun Mas sedang diretas seseorang," jawabnya.

"Nanti kalau ada yang telepon, biar saya yang jawab," lanjutnya. Beberapa menit berlangsung, orang itu menelepon lagi. Langsunglah teman itu bertanya, bertanya, dan bertanya, mendebatnya, sampai orang itu kehabisan kata-kata.

Saya kagum dengan kemampuan debat teman saya itu. Pertanyaan demi pertanyaan diajukannya -- seolah-olah tidak pernah mengalami -- agar orang di sana -- peretas -- bosan dan lelah. 

Saat itu pengeras suara dinyalakan. Saya bisa mendengar orang di ujung telepon tetap bertahan, bilang segala alasan agar password yang seolah-olah salah dikirimnya, diberitahukan lagi padanya. Karena kalah berdebat, orang itu memutus telepon. Saldo deposit saya tidak jadi hilang.

Debat sebagai kebiasaan

Bagi sebagian kita, ada yang suka sekali berdebat. Entah antarorang, dengan keluarga, bersama kekasih, sampai kepada debat resmi di televisi yang ditonton banyak pemirsa.

Ketika bekerja dan perjalanan dinas ke daerah, saya juga kerap didebat tentang suatu hal, yang dirasa tidak benar oleh klien. Berjibun pertanyaan muncul dan saya senang saat berhasil menjawabnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline