Lihat ke Halaman Asli

Y. Edward Horas S.

TERVERIFIKASI

Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Budaya Bersih, Klise tetapi Sulit Dilakukan

Diperbarui: 11 Mei 2021   21:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi sampah rokok, sumber: unsplash

Seorang lelaki duduk di atas motor, menunggu istri bersama anaknya selesai sarapan di warung makan. Tangan kanannya mengambil satu korek api, menyalakannya, lalu menyulut pada sebatang rokok yang terselip di bibirnya sedari tadi.

Tidak berapa lama, rokok itu hampir habis terisap. Lelaki itu melemparkan ampasnya begitu saja ke jalan. Anak laki-lakinya keluar dari warung. Ia membuang plastik bekas es tehnya, juga begitu saja ke jalan. Seorang pemuda melihat itu semua sambil mengelus dada.

Pernahkah Anda mengamati orang dengan tanpa merasa bersalah membuang sampah sembarangan? Saya sering, dalam perjalanan di mana pun. Setiap kali melihat, saya menarik napas panjang. Menyabar-nyabarkan diri menonton ketegaan orang merusak lingkungan. Mau menegur, itu orang lain. Saya takut ia tersinggung.

Saya sendiri besar dengan budaya bersih-bersih. Di rumah di kampung, Mama selalu tidak suka jika melihat kamar berantakan. Lantai kotor. Dapur penuh noda. Seketika Mama lekas membersihkannya. Sampah-sampah dirapikan.

Itu menjadi teladan bagi saya. Semakin besar, budaya itu sangat melekat. Saya begitu bersalah jika tidak menaruh sampah pada tempatnya. Misalnya, setiap seusai menikmati makanan ringan, apabila tidak ada tong sampah di sekitar, saya akan menyimpan bungkusnya dalam saku celana, dan terus membawanya sampai bertemu tong sampah.

Saya rela, saku kotor, daripada lingkungan sekitar. Sesekali pula, saya sengaja pungut sampah di jalan, semisal bungkus kudapan, lalu saya masukkan ke tong sampah terdekat. Hati saya begitu terusik melihat itu. Tulisan ini pun tertoreh karenanya.

Kondisi sampah Indonesia

Mengutip seluruhnya dari indonesia.go.id, dikatakan bahwa:

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengakui bahwa pada 2020 total produksi sampah nasional telah mencapai 67,8 juta ton. Artinya, ada sekitar 185.753 ton sampah setiap harinya dihasilkan oleh 270 juta penduduk. Atau setiap penduduk memproduksi sekitar 0,68 kilogram sampah per hari.

Angka tersebut meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pada 2018 saja, produksi sampah nasional sudah mencapai 64 juta ton dari 267 juta penduduk. Sampah-sampah tadi pada akhirnya berkontribusi besar menambah makin menggunungnya timbunan di tempat-tempat pembuangan akhir (TPA).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline