Tulisan ini adalah bentuk keprihatinan saya atas beberapa peristiwa viral yang terjadi akhir-akhir ini. Ada yang bermaksud membuat konten menghibur, tetapi bagi sebagian khalayak, terasa hancur karena tidak patut, semisal mentertawakan orang.
Ada yang dengan sengaja memperlihatkan kebodohan melalui hal-hal aneh yang tidak biasa dilakukan. Ada pula yang mempertontonkan salah satu bentuk tubuh yang begitu apik, untuk memancing mata para warganet. Untuk lebih jelas, Anda gampang temukan di media sosial masing-masing.
Semua itu dilakukan agar mereka cepat terkenal. Nama mereka populer, banyak yang menyukai dengan menekan tombol likes atau love, tidak lupa pula meninggalkan bejibun komentar. Kalau bisa, diundang ke salah satu stasiun televisi, untuk membahas konten mereka. Itu semua mendatangkan pundi-pundi uang dari media sosial yang mereka gunakan.
Saya mengerti, sebagian orang suka menjadi terkenal. Punya banyak pengikut, memperluas koneksi, sekaligus berpotensi mendapat banyak tawaran pekerjaan, semisal mengiklankan produk. Ini menjadi lapangan penghasilan baru.
Saya juga mengerti, bahwa saya secara sadar tidak sedang iri dengan mereka. Masing-masing punya jalan rezeki. Masing-masing sudah dewasa dan mampu memilih cara viral sendiri-sendiri.
Yang saya tidak mampu mengerti adalah apakah mereka dalam membuat konten viral sudah berpikir jauh tentang dampak negatif dan manfaat positif, setelah konten itu dilihat? Siapa sasaran penontonnya? Apakah kalangan anak juga mereka perhitungkan? Apakah mereka menjamin anak-anak itu bisa berpikir kritis dan tidak menirunya?
Saya menawarkan satu cara untuk viral, dengan mengagihkan beberapa kelebihannya, yang sudah tentu lebih beradab dari yang saya tulis di atas. Namanya tulisan. Laporan ilmiah, kumpulan opini, esai, karya fiksi, dan lainnya, yang semua itu membutuhkan daya pikir dari otak. Berikut kelebihan itu.
Pola pikir kita teruji
Menulis adalah merangkai kata dengan logika dan rasa. Semisal opini, ada bagian yang setidaknya wajib ada, untuk menyusun kerangka pendapat. Semisal, data, fakta, dan pengalaman kehidupan.
Dengan membaca tulisannya, para penulis akan ternilai bagaimana cara berpikir dan menyimpulkan pendapat. Bila berkualitas dan masuk akal, serta tersebar secara masif, pasti diterima banyak orang dan namanya terkenal. Tidak jarang, menjadi rujukan pula untuk penelitian.
Orang sudah tahu kita terkenal karena pola pikir yang sistematis dan apik. Dalam ketika menganalisis data dan peristiwa. Pandai menyajikan berbagai sudut pandang. Bisa pula memperkirakan beragam kemungkinan ke depan. Sempurna, ketika bijak menyelesaikan masalah.