Lihat ke Halaman Asli

Y. Edward Horas S.

TERVERIFIKASI

Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Berburu Gairah Membaca Buku

Diperbarui: 15 April 2021   20:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Buku-buku Kumpulan Cerpen Milik Pribadi, Sumber: Dokumentasi Pribadi

Pada sebuah rak kayu kotak-kotak berwarna cokelat yang terpajang di salah satu dinding kamar seorang lelaki, bertumpuk-tumpuk buku terserak begitu saja. Sebagian berdiri miring, sebagian tergeletak melewati tepi rak hingga hampir jatuh, sebagian lagi membuka dengan tertungkup.

Sedikit dari buku-buku itu yang halamannya sudah kusam, pertanda pernah dibuka dan dibaca. Banyak yang masih apik tersampul. Akhir-akhir ini, lelaki itu sekadar lewat dan memandangnya.

Apakah Anda punya banyak buku yang telah dibeli namun belum dibaca? Sudah meminjam beberapa dari perpustakaan, tetapi belum sempat disentuh? Buku-buku itu masih rapi, berkilat tanpa noda dalam bungkusan plastik bening, bahkan label harga ada jelas tidak terkoyak.

Buku-buku kumpulan cerpen saya tidak banyak. Seperti pada gambar tulisan, ada 32 buku. Sebelah kanan, 19 buku telah terbaca. Sebelah kiri, 13 buku masih perawan. Masing-masing rata-rata 150 halaman. Berarti, bila dikalkulasikan, saya sudah membaca 2.850 halaman. Sangat sedikit untuk ukuran seorang kutu buku.

Pengalaman saya selama melahap 19 buku itu, jatuh bangun di tengah jalan. Tidak mungkin saya selesai membaca satu buku dalam sehari. Saya harus bekerja dan beraktivitas lain. Ini pun tergantung semangat. Terkadang bisa begitu membara, ketika tahu siapa pengarangnya. Bisa terjadi pula, sekadar membuka halaman enggan.

Dalam percakapan melalui media sosial dengan salah satu teman kantor saya, dia mengaku malas membaca buku-buku yang telah dibelinya. Buku itu tertumpuk saja. Ketika dia sebutkan siapa pengarangnya, saya tahu harganya. Betapa sayang, hanya dibiarkan.

Saya jadi paham, ternyata, gairah yang timbul tenggelam itu tidak hanya terjadi pada saya. Anda pun mungkin mengalaminya. Lewat cara-cara berikut inilah, saya memburu gairah membaca yang hampir hilang itu.

Renungkan Tujuan Awal Punya Buku

Untuk apa kita punya buku? Bila menghadapi ujian sekolah, mau tidak mau kita beli atau pinjam, dan membacanya, demi kelanjutan masa depan. Tetapi, bila sekadar buku hiburan, seperti novel, cerpen, kumpulan puisi, lain cerita.

Apakah tujuan memiliki sebab begitu cinta? Apakah karena sedang populer buku itu, sehingga jika kita tidak ikut membeli, dinilai tidak gaul? Apakah sekadar keren-kerenan, punya buku banyak, agar terlihat pintar?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline