Lihat ke Halaman Asli

Y. Edward Horas S.

TERVERIFIKASI

Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Terima Kasih Guru, Para Cerpenis Senior

Diperbarui: 15 Desember 2020   01:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber:Dokpri

Malam ini aku kembali selesai berguru. Bila lima hari lalu aku usai menimba ilmu dari para cerpenis senior yang karyanya pilihan Kompas kurun waktu 1981-1990, sekarang 2000.

Buku Cerpen Pilihan Kompas berjudul "Dua Tengkorak Kepala", 166 halaman, dengan penyunting Kenedi Nurhan.  Judul buku ini adalah judul cerpen karya Motinggo Busye. Aku tidak tahu mengapa judul cerpen itu dijadikan judul buku. Besar kemungkinan, cerpen itu terbaik di antara lainnya.

Dalam buku itu ada enam belas cerpen. Pengarangnya antara lain Seno Gumira Ajidarma, A.A. Navis, Yanusa Nugroho, Harris Effendi Thahar, dan cerpenis ternama lainnya.

Secara pribadi, aku sangat suka. Sebagian memikat hati dan mudah dipahami, sebagian lagi membutuhkan daya imajinasi tinggi untuk mengerti. Hati dan otakku serasa dilatih peka dan berpikir jauh melayang, memasuki alam pikiran si cerpenis.

Sebut saja cerpen "Dua Tengkorak Kepala". Menurutku, ini hampir 100% kisah nyata penulis. Diceritakan perjalanan seseorang membongkar misteri tengkorak kepala sahabat eratnya dan kakeknya.

Dari hasil penelitian, disimpulkan oleh tokoh utama, sahabatnya mati sebagai korban kekejaman tentara bangsa sendiri. Sementara kakeknya, korban kekejaman tentara penjajah.

Selain itu, ada cerpen "Darmon" karya Harris Effendi Thahar. Dikisahkan perjalanan hidup seorang pemuda yang berprofesi sebagai mahasiswa, aktivis reformasi, tukang demo, dengan penampilan kumal dan rambut tak terurus, tetapi pintar.

Reviu ketiga dan terakhir, ada cerpen "Mawar, Mawar", karya Yanusa Nugroho. Tentang kecintaan seorang lelaki terhadap bunga Mawar. Mirisnya, dia selalu gagal menanam bunga itu di halaman rumah. Selalu mati. Akhirnya, dia menanam mawar di dinding rumahnya. Melalui lukisan. Istrinya sampai keberatan akan kecintaannya itu.

Sisanya, Anda baca sendiri ya. Tidak seru kalau semua saya tuliskan di sini, hehehe...

Aku sungguh bersyukur menghabiskan waktu membaca cerpen mereka. Waktuku menjadi sangat berharga dan berkualitas. Aku baca kata demi kata, kupelajari alur bercerita, kucatat plot twist-nya, bagaimana mereka membangun drama, dan cara menyajikan akhir cerita.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline