Lihat ke Halaman Asli

Y. Edward Horas S.

TERVERIFIKASI

Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Cerpen: Decit Tikus

Diperbarui: 7 November 2020   14:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber:GRID.ID

"Bila sebagian kamu membenci kesepian, aku berbeda. Aku mencintainya."

Semestalah yang membentuk dan mendukung cintaku. Sebagai anak tunggal dari sepasang orangtua pemilik perusahaan mobil ternama, aku terbiasa berteman dengan kesendirian. Teman dekat kesepian.

Mereka tak pernah ada waktu buatku. Pergi subuh, pulang malam, mencari kesenangan di antara hiruk pikuk dunia. Menyapaku pun tak pernah. Aku dibiarkan bersama seorang bibi tua, yang hanya mengajakku bicara ketika lapar.

Selebihnya, waktu dalam hidup kuhabiskan di depan layar. Di kamar megah ini, aku suka mencurahkan keanehan-keanehan dunia yang kubaca, melalui tulisan.

Dalam sepi, aku bisa konsentrasi. Bila penat menulis, sesekali aku melirik sudut kamarku. Di sana, ada lubang besar sekepalan tangan manusia. Lubang yang menghiburku dengan suaranya.

"Cit..citt..cericiittt" Satu per satu mereka muncul. Berlari ke meja di sebelahku. Sudah beberapa hari ini perutnya kian membesar. "Sepertinya, mereka hamil" Pikirku.

Ketika mereka mulai keluar, saatnya bagiku untuk makan. Bersama-sama dengan mereka. Selalu kusiapkan sepotong ikan goreng dari menu makan siangku. Bibi memang kuminta menyediakan dua potong. Satu untukku, satu mereka.

Melihat tangan kecilnya memegang potongan ikan, sembari kumisnya bergerak-gerak di atas gigi mungilnya itu, sungguh sangat menggemaskan. Satu-satunya hiburan yang menyenangkan di rumah semegah ini.

Aku kenal mereka sejak lama. Sampai-sampai, kesepian mencemburui. Dia merasa ditinggalkan karena aku terlihat punya teman. 

Suatu ketika, aku terserang demam tinggi. Suhu tubuhku naik. Kepalaku berulang kali sakit. Otot terasa nyeri. Sesekali kejang. Aku tak kuat hanya sekadar menyelesaikan tulisan. Mereka pun tak sempat kuberi makan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline