Beberapa malam terakhir sangat tidak menenangkan bagi keluarga David. Bila orang-orang tertidur pulas dalam mimpi, mereka lain cerita. Sangat sulit mencari waktu dan alasan tidur.
"Oooeeekkk...oooeeekkk...ooeeekkkk"
Terdengar tangis di sudut kamar. David sigap terbangun dari tidur ayamnya. Sementara Rose, masih memejamkan mata karena kelelahan.
"Ada apa, Nak?" Kata David. Mereka baru dikaruniai seorang bayi laki-laki tampan. Mirip ayahnya, begitu penilaian Rose. Tak berapa lama, Rose menyusul terbangun. Saat itu pukul dua pagi.
"Sini Yang, biar kugendong Mike" Rose menawarkan bantuan. Sayangnya, David menolak. "Sudah, biar aku saja, kamu belajar sana" David mengambil botol ASI di lemari es dan segera menghangatkan. Tangan kanannya yang kekar terlihat kuat menopang Mike.
Malam itu adalah malam terakhir bagi Rose di masa studinya. Keesokan hari, tepat pukul delapan pagi, dia harus mengikuti sidang skripsi. Segeralah dinyalakan laptop dan dibuka diktat yang tebal-tebal itu.
"Twinkle-twinkle little star, how I wonder what you are. Up above the world so high, like a diamond in the sky. Twinkle-twinkle little star, how I wonder what you are"
Lagu mengalun lembut di sudut kamar. Mike tenang menikmati ASI dan sesekali tersenyum melihat ulah ayahnya. Dengan mata sayu, David berhasil menjadi badut malam itu.
***
...Berikutnya, Ananda Rose Fitriani Sukma, Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik, lulus dengan IPK 4,00...
Rose mendengar namanya dipanggil. Mengenakan jubah hitam dan topi toga, bergegas dia lari ke atas mimbar. Sang Rektor telah menunggu.