Lihat ke Halaman Asli

Y. Edward Horas S.

TERVERIFIKASI

Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Jangan Lupakan Yu Ning! (Sisi Positif "Tilik")

Diperbarui: 23 Agustus 2020   07:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yu Ning, Sumber: threadreaderapp.com

Belum basi sepertinya bila aku baru berpendapat atas karya anak bangsa ini. Dari kemarin, terasa gatal tangan ini jika tidak mengetik tulisan sebagai bentuk apresiasinya. Akhirnya, kuputuskan kutulis dan tayang hari ini, tepat enam hari terhitung sejak karya terbit di youtube. Hehe...

Adalah "Tilik", sebuah film pendek berdurasi 32 menit 34 detik dan disutradarai oleh Wahyu Agung Prasetyo. 


Film yang diperankan oleh mayoritas ibu-ibu desa ini, berhasil menarik perhatian sebagian masyarakat Indonesia. Bahkan, menjadi trending topic di twitter. 

Secara garis besar, film bercerita tentang kegiatan tilik (besuk orang sakit) di rumah sakit menggunakan truk. Sepanjang membesuk, ada perbincangan gosip di dalamnya. Diperankan oleh Siti Fauziah sebagai Bu Tejo, Briliana Desy sebagai Yu Ning, dan lainnya.

Bagiku sendiri, setelah menonton lebih dari satu kali (karena suka, hehe...), ada beberapa bagian dalam film yang patut diapresiasi:

Mengangkat budaya

Ilustrasi Rombongan yang Besuk di Rumah Sakit, Sumber: ristansari.blogspot.com

Tidak hanya di daerah seputar Yogyakarta (lokasi film), budaya tilik telah dikenal baik di masyarakat Jawa. Bila ada tetangga sakit, apalagi dirawat di rumah sakit, tetangga sekitar pasti menyempatkan untuk membesuk dan tak lupa memberikan bantuan uang sebagai bentuk perhatian sekaligus sedikit meringankan beban keluarga yang dibesuk. 

Aku, yang tinggal di kota Jepata, Jawa Tengah, pernah menyaksikan sendiri mamaku melakukannya. Bila rombongan sedikit, bisa menggunakan mobil kecil. Sementara kalau banyak, terkadang menyewa bus besar. 

Akting terlihat sangat alami

Ilustrasi Akting, Sumber: dramakreasi.blogspot.com

Aku dan sebagian Anda pasti setuju kalau akting para pemeran terlihat sangat alami. Mereka lepas sekali dalam bertutur naskah cerita, dengan emosi pas pula. Faktor kebiasaan tilik telah dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, sedikit banyak mendukung alamiah ini. 

Celoteh yang kental dengan logat kedaerahan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline