Youtube telah menjadi tontonan sehari-hari sebagian masyarakat Indonesia. Segala jenis tontonan ada di sana. Dari yang lucu, bermanfaat, menginspirasi, semua ada.
Adalah "Caught In Providence", tontonan yang berhasil mengambil perhatianku akhir-akhir ini. Sebuah acara persidangan, di mana di dalamnya mengadili orang yang bersalah dan memutuskan hukuman untuknya.
Jujur, dari kacamata hukum, aku tak pandai menilai. Sedikit sekali peraturan hukum dan tata cara persidangan yang kuketahui. Oleh sebab itu, tak kubahas lebih dalam perkara hukumnya dan tak kutayangkan pula tulisan ini di sub kategori hukum. Tetapi, di Sosial Budaya.
Lain perkara dengan simpati. Rasa kasih, rasa setuju (kepada), rasa suka, keikutsertaan merasakan perasaan (senang, susah, dan sebagainya) orang lain. Demikianlah KBBI menjelaskannya dan aku pun dapat belajar contohnya dengan tepat dari tontonan ini.
Mengenal Francesco "Frank" Caprio
Siapa Frank Caprio? Pemeran utama tontonan ini adalah seorang hakim di daerah Providence, Rhode Island. Salah satu negara bagian dari 50 negara bagian Amerika Serikat.
Di usia senja, tepatnya 84 tahun tahun ini (kelahiran 23 November 1936), Beliau menjalankan profesinya sebagai hakim dengan proses penegakan hukum yang tak seperti biasanya. Pekerjaan yudisialnya ditayangkan ke publik dan bisa dilihat dengan mudahnya pada akun youtube "Caught in Providence".
Dikatakan dari sumber, beliau pernah bekerja sebagai pencuci piring dan penyemir sepatu, sebelum akhirnya menjadi penegak hukum. Menikah dengan Joyce E. Caprio selama lebih dari 50 tahun, punya lima anak, tujuh cucu, dan dua cicit. Sebuah perjalanan dan kelanggengan pernikahan yang terbilang lama dan patut dijadikan teladan.
Proses Persidangan di "Caught in Providence"
Kembali ke topik. Dalam "Caught in Providence", kita bisa melihat bagaimana proses Beliau menyidang para pelanggar aturan lalu lintas dan mengambil keputusan atasnya. Salah satunya berikut ini:
Rekaman di atas paling mengena bagiku. Perhatikan saja dari detik pertama hingga menit 02.13. Adalah seorang ayah bernama Mr. Coella, berusia 96 tahun, disidang karena pelanggaran berlalu lintas di sekolah. Tepatnya, beliau mengendarai kendaraan melebihi batas kecepatan maksimal yang diatur di sekitar zona sekolah.